FYPMedia.ID – Film terbaru dari Marvel Studios, Captain America: Brave New World, tengah menjadi sorotan publik karena kehadiran karakter superhero Israel, Sabra, yang diperankan oleh Shira Haas. Pemutaran perdana film ini memicu protes besar, terutama dari aktivis pro-Palestina, yang menuntut boikot terhadap film tersebut.
Gelombang kritik ini semakin meluas di media sosial, dengan tagar #BoycottCaptainAmerica dan #MarvelSupportsGenocide menjadi trending di berbagai platform. Para pengunjuk rasa yang berkumpul di luar lokasi pemutaran perdana di Hollywood membawa spanduk bertuliskan “Sabra harus dihapus” dan “Disney mendukung genosida, boikot Captain America” sebagai bentuk protes terhadap karakter tersebut.
Siapa Sabra dan Mengapa Menuai Kontroversi?
Sabra, yang dalam komik bernama asli Ruth Bat-Seraph, pertama kali diperkenalkan Marvel pada awal 1980-an sebagai agen Mossad, badan intelijen Israel. Karakter ini kerap digambarkan berhadapan dengan musuh dari dunia Arab, yang memicu kritik karena dinilai memperkuat stereotip negatif dan bias terhadap konflik Timur Tengah.
Menanggapi protes yang semakin besar, Marvel Studios berusaha melakukan perubahan pada karakter Sabra dalam versi filmnya. Produser Captain America: Brave New World, Nate Moore, menjelaskan bahwa dalam adaptasi terbaru ini, “Ruth bekerja untuk pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Thaddeus Ross. Ia adalah keturunan Israel generasi pertama, tetapi bukan agen Mossad.”
Namun, perubahan ini tampaknya belum cukup meredam kritik. Bagi banyak pihak, Sabra tetap menjadi simbol kontroversial yang mengingatkan pada ketegangan geopolitik yang belum terselesaikan.
Baca Selengkapnya: Drama Baru! TikTok Hanya Diblokir 12 Jam, Kini Kembali Aktif di AS
Nama Sabra dan Luka Sejarah
Salah satu alasan utama mengapa kehadiran Sabra di film ini menimbulkan reaksi keras adalah karena nama “Sabra” sendiri memiliki makna yang sensitif. Nama ini merujuk pada peristiwa Pembantaian Sabra dan Shatila pada tahun 1982 di Lebanon, di mana ratusan pengungsi Palestina menjadi korban serangan brutal oleh milisi yang bersekutu dengan Israel. Tragedi ini masih menjadi luka mendalam bagi banyak pihak, terutama di dunia Arab dan kalangan aktivis pro-Palestina.
Banyak yang menilai bahwa Marvel kurang peka dalam mempertahankan nama ini, meskipun telah mengubah latar belakang karakter Sabra. “Tidak peduli bagaimana mereka mencoba membingkai ulang karakternya, fakta bahwa dia masih menggunakan nama yang memiliki kaitan dengan peristiwa tragis itu tetap menjadi masalah besar,” ujar seorang aktivis hak asasi manusia di Twitter.
Dampak Terhadap Marvel Studios dan Masa Depan Film
Kontroversi ini telah menimbulkan dampak besar terhadap Marvel Studios. Selain menghadapi gelombang kritik di media sosial, film ini juga diperkirakan akan mengalami hambatan dalam perilisannya di beberapa negara. Beberapa analis industri film memprediksi bahwa kontroversi ini dapat memengaruhi pendapatan box office Captain America: Brave New World, terutama di wilayah Timur Tengah dan negara-negara dengan populasi Muslim yang besar.
Sejumlah kelompok advokasi juga mendesak Marvel untuk mempertimbangkan kembali kebijakan mereka dalam merepresentasikan tokoh yang berkaitan dengan konflik dunia nyata. “Hollywood memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk persepsi global. Menampilkan karakter seperti Sabra tanpa mempertimbangkan dampaknya adalah tindakan yang ceroboh,” kata seorang akademisi yang mengkaji representasi budaya dalam film.
Baca Selengkapnya: Amerika Serikat dan Jepang Berencana Investasi Teknologi Nuklir di Indonesia
Respons Marvel dan Langkah Selanjutnya
Hingga saat ini, Marvel Studios belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan boikot yang semakin meluas. Namun, beberapa sumber internal menyebutkan bahwa tim produksi tengah mempertimbangkan langkah-langkah mitigasi untuk meredakan kontroversi ini, termasuk kemungkinan penghapusan atau pengeditan adegan tertentu sebelum rilis global film ini.
Di tengah polemik yang terus berkembang, satu hal yang pasti: perdebatan tentang representasi budaya dan politik dalam industri film masih akan terus berlanjut. Akankah Captain America: Brave New World berhasil melewati badai kontroversi ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya.