FYPMedia.ID – Setelah sempat hilang kontak selama 30 jam, kapal motor KM Althaf yang berlayar dari Bengkulu menuju Pulau Enggano akhirnya ditemukan dalam kondisi rusak di perairan Lampung, Selasa (27/5/2025). Beruntung, seluruh penumpang dan awak kapal dinyatakan selamat meski sempat dilanda kecemasan selama proses pencarian berlangsung.
Kapal ini membawa total delapan orang, terdiri dari tiga anak buah kapal (ABK) dan lima penumpang. Mereka berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, pada Sabtu (24/5/2025) pukul 15.00 WIB, namun tak kunjung tiba di Pulau Enggano sesuai jadwal.
Informasi tentang hilangnya kapal ini pertama kali mencuat saat Kepala Desa Kaana, Pulau Enggano, Alamudin, melaporkan bahwa kapal tersebut tak kunjung merapat. “Kapal membawa sejumlah warga Pulau Enggano dari Bengkulu. Sampai Senin sore (26/5) kapal belum juga tiba. Hilang kontak sudah 30 jam,” ujarnya.
Mesin Rusak, Kapal Terdampar di Laut
Konfirmasi datang dari pihak Basarnas Bengkulu pada Selasa pagi. Menurut Mega Maysilva, Humas Basarnas Bengkulu, kapal ditemukan dalam kondisi mesin rusak di perairan Lampung setelah tim menerima informasi langsung dari salah satu ABK.
“Senin pagi (27/5), kami menerima kabar dari Fengki, ABK KM Althaf. Ia mengabarkan bahwa kapal berada di perairan Lampung dan mengalami kerusakan mesin. Seluruh penumpang dalam kondisi selamat, hanya mengalami kelelahan,” ujar Mega dalam keterangan via telepon.
Mengetahui lokasi kapal, tim gabungan dari Basarnas dan Pos Angkatan Laut langsung bergerak menuju titik koordinat untuk mengevakuasi seluruh penumpang. “Kami mohon doa dari masyarakat agar evakuasi berjalan lancar dan semua korban bisa segera dipulangkan ke rumah masing-masing,” lanjut Mega.
Baca Juga: Tragedi Wisata Bahari di Bengkulu: Kapal Tenggelam, 7 Tewas, Puluhan Dievakuasi
Kronologi Hilangnya KM Althaf
KM Althaf merupakan kapal kayu yang kerap digunakan untuk mengangkut penumpang dari Bengkulu ke Pulau Enggano—sebuah pulau terpencil di wilayah Samudera Hindia yang hanya bisa dijangkau lewat jalur laut.
Perjalanan laut ke Enggano biasanya memakan waktu 10 hingga 12 jam, tergantung kondisi cuaca dan gelombang laut. Namun, setelah lebih dari 30 jam, KM Althaf belum juga merapat, dan komunikasi dengan kapal pun putus total.
Kepanikan pun mulai menyebar di tengah keluarga penumpang yang menunggu kedatangan kerabat mereka di Pulau Enggano. Laporan langsung dilayangkan ke pihak desa dan diteruskan ke Basarnas untuk memulai operasi pencarian.
Cuaca Buruk Diduga Hambat Perjalanan
Meski belum ada pernyataan resmi soal penyebab kerusakan mesin, dugaan sementara menyebutkan bahwa kondisi cuaca buruk dan gelombang tinggi bisa menjadi salah satu faktor penghambat perjalanan KM Althaf.
“Beberapa hari terakhir memang cuaca cukup ekstrem di perairan Bengkulu-Lampung. Ini bisa memperparah kondisi kapal jika memang mesinnya sudah bermasalah dari awal,” ungkap salah satu nelayan setempat yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi seperti ini sering kali dialami kapal nelayan maupun kapal penumpang kecil yang melayani jalur antar pulau, terlebih yang belum dilengkapi teknologi navigasi dan komunikasi laut yang memadai.
Sorotan soal Keamanan Transportasi Laut
Peristiwa ini kembali membuka isu penting soal keamanan transportasi laut di wilayah-wilayah terpencil Indonesia, terutama yang bergantung pada kapal kayu tradisional tanpa alat pelacak.
Menurut pengamat transportasi maritim, Andi Maulana, insiden hilangnya KM Althaf menjadi bukti bahwa jalur laut masih memerlukan perhatian serius, baik dari sisi teknologi maupun pengawasan.
“Minimal, setiap kapal yang membawa penumpang harus dibekali dengan sistem pelacak, GPS, dan alat komunikasi darurat. Tanpa itu, kita hanya bisa berharap kabar baik dari laut ketika kapal hilang kontak,” katanya.
Harapan dan Penanganan Lanjutan
Setelah ditemukan, seluruh penumpang dan ABK KM Althaf rencananya akan dievakuasi dan dibawa ke pelabuhan terdekat untuk pemeriksaan medis ringan. “Kondisi mereka stabil, hanya kelelahan. Kami akan pastikan penanganan kesehatan dilakukan,” tambah Mega.
Basarnas juga menyampaikan bahwa proses evaluasi akan dilakukan untuk memastikan kejadian serupa tak terulang. Investigasi lebih lanjut terhadap kerusakan mesin dan kondisi kapal akan dilakukan setelah evakuasi selesai.
Baca Juga: 14 Wisman Dievakuasi Usai Kapal Wisata Tenggelam di Taman Nasional Komodo, Diduga Tabrak Karang
Hilangnya KM Althaf selama 30 jam menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjalanan laut, khususnya di wilayah-wilayah terpencil seperti Pulau Enggano, menyimpan tantangan besar. Keberadaan alat pelacak dan kesiapan teknis kapal harus menjadi perhatian serius demi keselamatan nyawa manusia.
Untuk saat ini, yang paling penting adalah, seluruh penumpang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.