FYPMedia.id – Kabar baik datang dari Indonesia dengan kelahiran langka seekor bayi badak Sumatra, memberikan harapan bagi spesies yang terancam punah dan diyakini hanya menyisakan beberapa puluh ekor di seluruh dunia.
Lembaga World Wide Fund for Nature (WWF) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) memperkirakan bahwa populasi badak Sumatra hanya berjumlah kurang dari 80 ekor di Sumatra dan Kalimantan.
Bayi badak jantan ini lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas pada Sabtu (25/11). Kedatangan bayi badak ini menandai kelahiran kelima melalui program pembiakan semi liar di taman nasional ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar menyatakan, “Kelahiran ini merupakan kelahiran badak Sumatra yang kedua kalinya pada tahun 2023. Hal ini semakin memperkuat komitmen pemerintah terhadap konservasi badak di Indonesia.”
Dari lima ekor badak Sumatra yang lahir melalui program ini, beberapa di antaranya memiliki cerita tersendiri.
Andatu, lahir pada 2012, merupakan badak Sumatra pertama yang lahir di cagar alam Indonesia setelah lebih dari 120 tahun. Sementara Delilah, lahir pada 2016, adalah hasil kelahiran kedua dari perkawinan badak bernama Ratu dan Andalas.
Sementara Harappan, ayah dari bayi badak terbaru ini, adalah badak Sumatra terakhir yang dipulangkan ke Indonesia. Badak ini lahir dari perkawinan ketiga Emi dan Ipuh di kebun binatang Cincinnati, Amerika Serikat, sebelum akhirnya tiba di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas pada 2015.
Suaka ini menjadi tempat khusus bagi pembiakan badak Sumatra demi mempertahankan keberlangsungan spesies yang terancam punah ini.
Menurut Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, kondisi induk dan anak badak tersebut terpantau baik. Bahkan, bayi badak tersebut dapat menyusu dalam posisi berdiri tak lama setelah ditemukan.
Spesies badak Sumatra, dikelompokkan sebagai spesies yang sangat terancam punah oleh IUCN, dihadapkan pada berbagai ancaman, termasuk perburuan liar dan perdagangan cula badak secara ilegal yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional China.
Indonesia, juga berjuang untuk menyelamatkan spesies lain yang terancam punah, seperti badak jawa yang jumlahnya saat ini juga kurang dari 80 ekor. Dalam upaya pelestarian ini, kelahiran bayi badak Sumatra menjadi tanda harapan bagi keberlangsungan spesies-spesies langka di tanah air.
(rin)