Jatuhnya Rezim Assad: 7.600 Pengungsi Pulang, Geopolitik Bergeser, dan Kepentingan Negara Besar

Jatuhnya Rezim Assad: 7.600 Pengungsi Pulang, Geopolitik Bergeser, dan Kepentingan Negara Besar

FYPMedia.IDTumbangnya rezim Bashar al-Assad di Suriah menjadi peristiwa bersejarah yang mengguncang kawasan Timur Tengah. Kejadian ini memicu berbagai dinamika baru, mulai dari kembalinya ribuan pengungsi ke Suriah, hingga munculnya keuntungan strategis bagi beberapa negara besar. 

Berikut rangkuman dampak yang terjadi pasca-kejatuhan Bashar al-Assad. 

Kembalinya Ribuan Pengungsi Suriah

Setelah lebih dari satu dekade hidup di pengungsian, ribuan warga Suriah di Turki kini mulai kembali ke tanah air mereka. Menurut Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, lebih dari 7.600 pengungsi telah melintasi perbatasan dalam lima hari pertama setelah kejatuhan rezim Assad.

Baca juga: Khamenei: AS dan Israel Sebagai Dalang Jatuhnya Rezim Assad, Turki dan Negara Tetangga Terlibat

“Ini adalah awal baru bagi rakyat Suriah yang telah lama terpisah dari rumah mereka,” ujar Yerlikaya, dilansir AFP. 

Perpindahan ini berlangsung cepat, dengan ribuan pengungsi menyeberang setiap harinya melalui perbatasan Cilvegozu. Pemerintah Turki bahkan meningkatkan kapasitas penyeberangan harian hingga 20.000 orang untuk mempercepat proses ini.

Kepulangan massal ini membawa harapan baru bagi Suriah, meski kondisi negara tersebut masih jauh dari stabil.

Pernyataan Perdana Bashar al-Assad

Dalam sebuah pernyataan melalui saluran Telegram resmi kepresidenan Suriah, Bashar al-Assad mengungkapkan bahwa kepergiannya ke Rusia tidak direncanakan. 

Ia menyatakan bahwa dirinya meninggalkan Suriah hanya setelah Damaskus jatuh ke tangan pasukan oposisi yang digambarkannya sebagai “teroris”. Assad mengaku tetap berada di Damaskus hingga hari-hari terakhir sebelum berpindah ke pangkalan Rusia di Latakia.

“Kepergian saya bukan keputusan yang mudah, dan ini terjadi setelah runtuhnya posisi militer terakhir di Damaskus,” ungkap Assad. 

Hingga kini, Assad dan keluarganya masih berada di Rusia dalam status suaka, tanpa ada tanda-tanda kembalinya mereka ke Suriah.

Baca juga: Kedubes Iran di Suriah Diserang: Jatuhnya Rezim Assad Memicu Kekacauan Besar

Keuntungan bagi Negara Lain

Kejatuhan rezim Assad tidak hanya menjadi kemenangan bagi rakyat Suriah tetapi juga membawa dampak geopolitik signifikan bagi negara-negara lain.

  • Israel: Dengan jatuhnya rezim Assad, Israel kini memiliki keleluasaan di perbatasan Suriah-Israel. Ketegangan yang selama ini didominasi oleh hubungan antara Suriah, Iran, dan Hizbullah, setidaknya untuk sementara mereda.
  • Amerika Serikat: AS melihat kejatuhan Assad sebagai peluang untuk mengurangi pengaruh Rusia di kawasan Timur Tengah. Washington kini dapat memperkuat posisinya, baik untuk mendukung Israel maupun meningkatkan pengaruhnya secara umum di kawasan tersebut.
  • Turki: Ankara dianggap sebagai salah satu pihak yang paling diuntungkan. Selain menjadi destinasi awal bagi pengungsi Suriah, Turki kini dapat memperluas pengaruh politik dan ekonominya di Suriah pasca-rezim Assad.

Meski rezim Bashar al-Assad telah tumbang, Suriah masih menghadapi tantangan besar. Proses transisi kekuasaan di Damaskus diprediksi akan penuh dengan dinamika dan potensi konflik baru. Namun, harapan untuk masa depan yang lebih baik tetap hidup di tengah rakyat Suriah yang kini memulai langkah baru dalam sejarah mereka.