Jakarta Banjir Lagi! 34 RT Terendam, Air Mencapai 250 Cm – Kapan Berakhir?

Jakarta Banjir Lagi! 34 RT Terendam, Air Mencapai 250 Cm – Kapan Berakhir?
Jakarta Banjir Lagi! 34 RT Terendam, Air Mencapai 250 Cm – Kapan Berakhir?

FYPMedia.ID – Jakarta kembali dilanda banjir! Ya, banjir lagi, banjir lagi! Sebanyak 34 rukun tetangga (RT) di ibu kota terendam air dengan ketinggian mencapai 250 cm. Bencana ini terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025, dan menyebabkan aktivitas warga lumpuh. Jakarta banjir lagi! Pertanyaannya, kapan ini akan berakhir?

Banjir yang terjadi kali ini bukan sekadar genangan biasa. Air meluap dari Kali Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Sunter, menyebabkan wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur terdampak parah. Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam memperburuk kondisi, membuat debit air sungai naik drastis. Akibatnya, ribuan warga terdampak, akses transportasi terganggu, dan aktivitas ekonomi lumpuh. Lalu, wilayah mana saja yang terdampak? Bagaimana kondisi terkini di lokasi banjir? Dan yang paling penting, apa solusi jangka panjang agar Jakarta tidak terus-menerus terendam banjir?

Wilayah Terdampak Banjir Jakarta 18 Maret 2025

Banjir kali ini merendam tiga wilayah utama di Jakarta dengan kondisi yang bervariasi. Berikut rinciannya:

1. Jakarta Barat

Wilayah ini mengalami dampak yang relatif lebih ringan dibandingkan daerah lain. Namun, tetap saja, dua RT di Kelurahan Rawa Buaya terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 35 cm. Penyebab utama adalah curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan Kali Angke.

2. Jakarta Selatan

Sebanyak 11 RT terdampak banjir, tersebar di beberapa kelurahan, yaitu:

Kelurahan Pejaten Timur: 4 RT terdampak dengan ketinggian air antara 135-195 cm.

Kelurahan Rawajati: 6 RT terdampak, ketinggian air mencapai 40 cm.

Kelurahan Cipulir: 1 RT terdampak dengan ketinggian 90 cm.

Banjir di wilayah Jakarta Selatan ini terutama disebabkan oleh luapan Kali Ciliwung, yang meluap akibat hujan deras.

3. Jakarta Timur

Wilayah ini mengalami dampak paling parah. Sebanyak 21 RT terdampak, dengan ketinggian banjir tertinggi terjadi di Kelurahan Cililitan, mencapai 250 cm. Beberapa daerah lain juga mengalami kondisi memprihatinkan:

  • Kelurahan Cawang: Air naik hingga 230 cm.
  • Kelurahan Bidara Cina: Terendam dengan ketinggian 175 cm.
  • Kampung Melayu: Ketinggian air mencapai 160 cm.

Dengan banjir setinggi itu, banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Apa Penyebab Jakarta Kembali Banjir?

Banjir kali ini disebabkan oleh kombinasi curah hujan tinggi dan luapan beberapa sungai utama. Hujan deras yang turun sejak Senin malam meningkatkan debit air di Kali Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Sunter, yang akhirnya meluap ke pemukiman warga.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang memperparah situasi:

  • Drainase yang tidak optimal, menyebabkan air sulit mengalir dengan cepat.
  • Sampah yang menyumbat saluran air, menghambat aliran air keluar.
  • Minimnya daerah resapan air, akibat pembangunan yang tidak mempertimbangkan lingkungan.

BACA JUGA : Banjir di Jakarta Meluas Jadi 34 RT, Tertinggi 2,5 Meter di Cililitan

Dampak Banjir Jakarta: Aktivitas Lumpuh, Warga Mengungsi

Banjir bukan hanya merendam rumah, tetapi juga melumpuhkan aktivitas ekonomi dan sosial warga. Banyak warga yang terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah mereka yang terendam air.

BPBD DKI Jakarta bersama dinas terkait seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) sudah turun tangan untuk membantu warga terdampak. Mereka melakukan penyedotan air dan memastikan aliran air berjalan lancar.

Namun, pertanyaan besar yang masih mengganjal: apakah ini akan terus terjadi setiap musim hujan?

Apa Solusi Agar Jakarta Tidak Selalu Banjir?

Banjir yang terus berulang menunjukkan bahwa Jakarta masih memiliki tantangan serius dalam penanganan bencana ini. Apa solusi jangka panjangnya?

1. Perbaikan Infrastruktur Drainase dan Pengendalian Air

Jakarta membutuhkan sistem drainase yang lebih baik. Pembangunan dan perbaikan waduk, tanggul, serta pompa air harus menjadi prioritas. Sistem ini harus mampu menangani air hujan yang tinggi tanpa menyebabkan banjir.

2. Rehabilitasi Sungai dan Normalisasi Kali Ciliwung

Sungai yang semakin sempit dan dangkal memperparah banjir. Perlu dilakukan pengerukan sungai secara berkala untuk memperlancar aliran air.

3. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Masyarakat juga memiliki peran besar dalam mengurangi risiko banjir. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

  • Tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air.
  • Gotong royong membersihkan lingkungan dan saluran air.
  • Meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana, termasuk mengetahui jalur evakuasi dan informasi cuaca.

4. Tata Ruang yang Berkelanjutan

Pembangunan di Jakarta harus memperhatikan keseimbangan lingkungan. Jangan sampai daerah resapan air terus berkurang akibat pembangunan gedung dan betonisasi kota.

Kesimpulan: Jakarta Harus Bersiap Hadapi Banjir

Jakarta banjir lagi, dan masalah ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi! Kejadian banjir yang merendam 34 RT dengan ketinggian air mencapai 250 cm menunjukkan bahwa Jakarta masih belum memiliki solusi permanen untuk mengatasi banjir.Pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur pengendalian air, sementara masyarakat juga harus ikut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Banjir ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh warga Jakarta. Tanpa kesadaran dan tindakan nyata, bencana ini akan terus berulang setiap tahun.

Jadi, kapan Jakarta bisa terbebas dari banjir? Saat semua pihak benar-benar serius dalam mencari solusinya!