Islam Makhachev Diragukan Bertahan di Kelas Welter UFC, Kenny Florian Prediksi Kalah Melawan Maddalena

Islam Makhachev Diragukan Bertahan di Kelas Welter UFC, Kenny Florian Prediksi Kalah Melawan Maddalena

FYP Media.id – Pada Kamis, 15 Mei 2025  –  Petarung asal Dagestan, Islam Makhachev, tengah menjadi sorotan setelah memutuskan untuk menaikkan kelas dari lightweight (70,3 kg) ke welterweight (77,1 kg) di ajang UFC. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Presiden UFC, Dana White, pada Rabu (14/5) waktu setempat dan menjadi perbincangan hangat di dunia MMA. Makhachev pun secara resmi melepaskan sabuk juara di kelas ringan demi mencari tantangan baru di divisi yang lebih berat.

Namun, langkah berani Makhachev ini mendapat tanggapan skeptis dari mantan petarung UFC yang kini menjadi analis, Kenny Florian. Dalam wawancaranya yang dikutip dari Bloody Elbow, Florian mengungkapkan keraguannya terhadap peluang Makhachev bersinar di kelas welter.

Baca juga: Hasil Tinju Juara Dunia: Mike Tyson vs Jake Paul

Bukan Lawan Mudah di Kelas Welter

Florian menyoroti perbedaan gaya bertarung dan kekuatan fisik yang sangat signifikan antara dua kelas tersebut. Menurutnya, Makhachev bisa saja menghadapi banyak tantangan ketika bertemu dengan nama-nama besar di divisi welter, terutama saat harus menghadapi Jack Della Maddalena, petarung yang sedang naik daun dan dikenal dengan kekuatan pukulannya yang brutal.

“Kalau bicara soal teknik grappling dan pengalaman, Makhachev memang bisa memberikan masalah untuk Maddalena. Tapi ini bukan hanya soal teknik. Di kelas welter, kekuatan dan daya tahan juga sangat penting,” ujar Florian.

Ia pun menambahkan bahwa kemampuan fisik Makhachev mungkin tidak akan sebanding dengan para petarung alami di kelas 77,1 kg, terutama dalam hal kekuatan serangan dan daya tahan terhadap pukulan keras.

Kekhawatiran Terhadap Ketahanan Fisik

Florian mengungkapkan kekhawatirannya dengan mengambil contoh Belal Muhammad, rekan latihan Makhachev di kamp latihan yang sama. Belal baru saja mengalami kekalahan telak dari Maddalena dalam pertarungan di UFC 315, dan hal itu menurut Florian bisa menjadi gambaran bagaimana beratnya tantangan yang akan dihadapi Makhachev.

“Saya masih teringat bagaimana Maddalena menghajar Belal dengan kombinasi pukulan kanan bertubi-tubi. Itu benar-benar mengerikan,” ujar Florian. “Jika Belal saja bisa dihajar sedemikian rupa, bagaimana Makhachev bisa bertahan menghadapi pukulan seperti itu?”

Menurutnya, daya tahan fisik Makhachev terhadap serangan seperti itu masih sangat diragukan. Ia meragukan apakah Makhachev, yang terbiasa bertarung dengan lawan di kelas ringan, mampu menahan gempuran dari petarung-petarung berpower besar di kelas welter.

“Saya ragu ada petarung dari kelas ringan yang sanggup menahan pukulan sekeras itu. Di kelas 77,1 kg, intensitas serangan fisik jauh berbeda,” lanjut Florian.

Risiko Besar Meninggalkan Zona Nyaman

Islam Makhachev dikenal sebagai petarung dominan di kelas ringan. Dengan latar belakang gulat khas Dagestan dan teknik kuncian yang mematikan, ia sukses menjadi juara dan mempertahankan gelarnya beberapa kali. Namun, naik ke kelas welter artinya Makhachev harus keluar dari zona nyaman dan menyesuaikan strategi, teknik, serta pola bertarungnya untuk menghadapi lawan-lawan yang memiliki kekuatan dan jangkauan lebih besar.

Kenny Florian menyatakan bahwa menaikkan kelas bukan sekadar menambah berat badan, tetapi juga harus disertai adaptasi secara keseluruhan terhadap gaya permainan dan kemampuan fisik lawan.

“Di kelas ringan, Makhachev bisa mendominasi dengan kontrol di bawah dan tekanan konstan. Tapi melawan petarung seperti Maddalena, yang punya power dan kecepatan tinggi di kelas welter, strategi itu bisa jadi tidak efektif,” jelas Florian.

Baca juga: 30 Tahun Sang Big George, Selamat Jalan Legenda!

Akankah Makhachev Mampu Bertahan?

Meskipun banyak yang mendukung langkah Makhachev untuk mencari tantangan baru, sejumlah analis seperti Kenny Florian tetap mempertanyakan apakah strategi ini akan memperpanjang kejayaannya atau justru menjadi bumerang. Jika gagal tampil dominan, Makhachev bisa kehilangan momentum dan status sebagai salah satu petarung terbaik UFC saat ini.

Namun, satu hal yang tidak bisa disangkal adalah keberanian Makhachev. Tak banyak petarung yang rela melepaskan sabuk juara untuk bertarung di divisi yang lebih berat, apalagi dalam kondisi persaingan yang sangat ketat seperti di kelas welter. Jika berhasil beradaptasi dan meraih kemenangan, Makhachev bisa mencetak sejarah sebagai juara di dua kelas berbeda.

Tentu saja, pertanyaan utamanya sekarang adalah: mampukah Makhachev membuktikan dirinya di pentas yang lebih besar dan lebih berat ini? Ataukah prediksi Kenny Florian akan menjadi kenyataan, bahwa tantangan di kelas welter akan terlalu berat untuk petarung asal Dagestan ini?

Jawaban atas pertanyaan tersebut akan terjawab dalam beberapa waktu ke depan. Satu hal yang pasti, langkah Makhachev telah membuka babak baru dalam kariernya — babak yang penuh dengan risiko, tetapi juga menjanjikan kejayaan yang lebih besar jika berhasil ditaklukkan.