Ekonomi Indonesia Menuju Pertumbuhan 8%: Strategi dan Investasi Jumbo Rp47.587 Triliun

ekonomi
Sumber Foto: Canvacom

FYPMedia.ID – Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8% selama lima tahun mendatang. 

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat bahwa untuk mencapai target tersebut, diperlukan investasi sebesar Rp 47.587,3 triliun pada periode 2025-2029. Angka ini menandai kebutuhan investasi rata-rata sebesar Rp 9.517 triliun per tahun.

Rd Siliwanti, Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Bappenas, mengungkapkan rincian kebutuhan investasi ini dalam acara Economic and Finance Report 2024 di Jakarta. 

“Total kebutuhan investasi selama lima tahun ke depan, 2025 sampai dengan 2029, adalah sekitar Rp 47.587,3 triliun, atau rata-rata Rp 9.517 triliun per tahun,” kata Siliwanti dalam acara Economic and Finance Report 2024 di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2024.

Komposisi Sumber Investasi

Siliwanti merinci bahwa kebutuhan investasi akan bersumber dari tiga kelompok utama:

  1. Investasi Pemerintah: Berkontribusi sekitar 6,9% atau Rp 3.282 triliun.
  2. Investasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Menyumbang 6,4% atau setara Rp 3.027,6 triliun.
  3. Investasi Swasta/Masyarakat: Menjadi porsi terbesar, mencapai 86,7% atau sekitar Rp 41.227 triliun.

Porsi investasi swasta yang sangat dominan mencerminkan peran penting sektor ini dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. 

“Komposisi pembiayaan menunjukkan bahwa investasi swasta dan masyarakat menjadi kontributor terbesar, mencapai 86,7% atau Rp 41.227 triliun,” tambah Siliwanti.

Baca juga: Indonesia Kejar Investasi Rp13.528 Triliun untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Target Pertumbuhan Ekonomi yang Ambisius

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, pemerintah telah merancang strategi yang komprehensif. Salah satunya adalah menciptakan sumber pertumbuhan baru yang merata di seluruh Indonesia. upaya ini mencakup:

  • Peningkatan produktivitas sektor pertanian untuk ketahanan pangan.
  • Hilirisasi dan industrialisasi sektor prioritas.
  • Pengembangan pariwisata berkualitas dan ekonomi berbasis lingkungan (blue economy).
  • Penguatan industri pertahanan.

“Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru, pariwisata berkualitas, ekonomi baru, ekonomi biru juga diharapkan mampu menciptakan sumber pertumbuhan baru,” ungkap Siliwanti.

Tren Kebutuhan Investasi

Kebutuhan investasi akan meningkat setiap tahun selama periode lima tahun mendatang:

  • 2025: Rp 7.593,4 triliun.
  • 2026: Rp 8.365,4 triliun.
  • 2027: Rp 9.332,5 triliun.
  • 2028: Rp 10.447,6 triliun.
  • 2029: Rp 11.818,4 triliun.

Baca juga: 19 Bank Bangkrut di 2024: Fakta Mengejutkan dan Penyebab Utamanya

Dukungan Kebijakan Pro-Growth

Dari sisi langkah peningkatan, pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan tingkat konsumsi masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja melalui peningkatan investasi, sekaligus menjaga daya beli masyarakat. 

Selain itu, Siliwanti menjelaskan bahwa pemerintah akan terus memastikan iklim investasi tetap kondusif, menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang fleksibel serta mendukung pertumbuhan, dan mendorong optimalisasi intermediasi keuangan serta pembiayaan inovatif.

Langkah ambisius Indonesia ini sejalan dengan target lain yang mendukung pembangunan nasional. 

Sebagai contoh, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan dinaikkan dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. 

Meskipun tarif ini termasuk tertinggi di Asia Tenggara, Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan bahwa secara global, tarif PPN Indonesia masih berada di level moderat.

Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, investasi jumbo ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. 

(Oda/Mly)