1Danantara: Superholding BUMN yang Siap Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia

Danantara: Superholding BUMN yang Siap Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia
Danantara: Superholding BUMN yang Siap Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia

Danantara: Superholding BUMN yang Siap Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia

Danantara: Superholding BUMN yang Siap Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia
Danantara: Superholding BUMN yang Siap Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia

Pemerintah Indonesia resmi membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai superholding untuk seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan total aset mencapai Rp 14.659 triliun, langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan aset negara, memperkuat daya saing BUMN di kancah global, serta menarik lebih banyak investasi asing.

 

Seperti apa dampak dari pembentukan Danantara terhadap perekonomian Indonesia? Apa tantangan yang mungkin dihadapi? Simak ulasannya berikut ini!

 

Danantara: Transformasi Besar dalam Pengelolaan BUMN

 

Pembentukan Danantara merupakan bagian dari strategi konsolidasi BUMN yang selama ini dikelola secara terpisah. Dengan model yang mirip Temasek di Singapura, Danantara akan berfungsi sebagai holding utama yang mengawasi dan mengelola seluruh perusahaan pelat merah di Indonesia.

 

Pemerintah menilai bahwa langkah ini akan menciptakan struktur yang lebih efisien dan transparan dalam pengelolaan aset negara. Selain itu, konsolidasi ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam beberapa tahun ke depan.

 

Dengan adanya Danantara, BUMN tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan berada di bawah satu koordinasi strategis yang lebih terstruktur. Ini akan mengurangi duplikasi usaha, memperkuat sinergi antar-perusahaan, dan meningkatkan efisiensi operasional di berbagai sektor industri.

 

Struktur dan Kepemimpinan Danantara

 

Danantara memiliki dua entitas utama, yaitu:

 

1. Holding Operasional – Mengelola operasional perusahaan-perusahaan BUMN secara langsung. Posisi Chief Operating Officer (COO) dijabat oleh Dony Oskaria.

 

 

2. Holding Investasi – Bertanggung jawab atas strategi investasi dan pengembangan aset. Posisi Ketua Holding Investasi dipegang oleh Pandu Sjahrir.

 

 

 

Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengawas, dengan Muliaman Hadad sebagai Wakil Ketua. CEO Danantara adalah Rosan Roeslani, yang sebelumnya memiliki pengalaman luas di bidang investasi dan pengelolaan keuangan.

 

Dengan kepemimpinan ini, diharapkan Danantara dapat mengelola BUMN secara profesional dan mampu menarik lebih banyak investasi asing untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

Target Konsolidasi Sebelum RUPS Maret 2025

 

Proses pengalihan seluruh BUMN ke dalam Danantara ditargetkan selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan pada akhir Maret 2025. Saat ini, sudah ada tujuh BUMN besar yang lebih dahulu bergabung dengan Danantara, yaitu:

 

PT Bank Mandiri Tbk

 

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk

 

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk

 

PT Pertamina

 

PT PLN

 

MIND ID (Holding BUMN Tambang)

 

PT Telkom Indonesia Tbk

 

 

Menurut COO Danantara, Dony Oskaria, seluruh BUMN lainnya akan segera menyusul untuk bergabung sebelum RUPS. Proses ini dilakukan secara bertahap, dengan fokus awal pada BUMN yang memiliki aset dan peran strategis bagi ekonomi nasional.

 

Juru Bicara Kementerian BUMN, Putri Violla, menyatakan bahwa proses pengalihan saham atau inbreng saham ke Danantara akan dilakukan dengan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan transisi berjalan lancar tanpa mengganggu stabilitas bisnis BUMN.

Baca Juga BUMN Torehkan Rekor Dividen Rp85,5 Triliun di 2024, Target 2025 Rp90 Triliunhttps://fypmedia.id/bumn-torehkan-rekor-dividen/

Manfaat Besar Konsolidasi BUMN

 

Konsolidasi BUMN melalui Danantara memiliki berbagai manfaat strategis bagi Indonesia, di antaranya:

 

1. Efisiensi dan Transparansi

 

Dengan adanya superholding, pengelolaan aset negara menjadi lebih terpusat dan efisien. Sistem ini juga akan mengurangi praktik birokrasi yang berbelit-belit dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan.

 

2. Daya Saing Global

 

BUMN yang berada di bawah Danantara dapat lebih kompetitif di pasar global. Model ini telah terbukti sukses di berbagai negara seperti Singapura (Temasek) dan Malaysia (Khazanah Nasional).

 

3. Menarik Investasi Asing

 

Danantara akan berperan dalam menarik investor asing dengan sistem pengelolaan yang lebih terstruktur dan profesional. Ini diharapkan dapat meningkatkan modal bagi pengembangan infrastruktur dan industri nasional.

 

4. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

 

Dengan pengelolaan yang lebih baik, kontribusi BUMN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dapat meningkat. Hal ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 

Tantangan dan Risiko Pembentukan Danantara

 

Meskipun memiliki potensi besar, pembentukan Danantara juga menghadapi berbagai tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi, seperti:

 

1. Intervensi Politik

 

Salah satu kekhawatiran terbesar adalah campur tangan politik dalam pengelolaan Danantara. Jika tidak dikelola secara independen dan profesional, investor bisa kehilangan kepercayaan terhadap sistem ini.

 

2. Integrasi Berbagai Budaya Kerja

 

BUMN memiliki karakteristik dan budaya kerja yang berbeda. Menyatukan berbagai perusahaan dengan latar belakang yang berbeda membutuhkan strategi manajemen yang matang agar tidak terjadi konflik internal.

 

3. Risiko Keuangan

 

Jika tidak dikelola dengan baik, Danantara bisa menjadi beban finansial bagi negara. Strategi investasi yang kurang tepat bisa menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan dan negara.

 

Kesimpulan: Akankah Danantara Sukses?

 

Pembentukan Danantara sebagai superholding BUMN adalah langkah besar dalam transformasi ekonomi Indonesia. Dengan model manajemen yang lebih modern dan profesional, Danantara diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, daya saing global, dan menarik lebih banyak investasi asing.

 

Namun, tantangan seperti intervensi politik, integrasi perusahaan, dan risiko keuangan tetap menjadi faktor yang harus diperhatikan. Jika dikelola dengan baik, Danantara bisa menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade ke depan.