Harga Emas Anjlok 3%, Saatnya Borong Sebelum Naik Lagi

Harga Emas Anjlok 3%, Saatnya Borong Sebelum Naik Lagi

FYP Media Harga emas dunia mengalami koreksi tajam pada perdagangan Jumat (4/4), turun lebih dari 3% dalam sehari. Angka ini menjadi salah satu penurunan harian terbesar dalam beberapa bulan terakhir, memicu pertanyaan di kalangan investor: apakah ini sinyal bahaya, atau justru peluang untuk membeli di harga murah?

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 2,9% menjadi USD 3.024,2 per ons, setelah menyentuh titik terendah sesi di USD 3.015,29 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 2,8% menjadi USD 3.035,40 per ons.

Kenapa Harga Emas Bisa Turun Tajam?

Ada beberapa faktor yang mendorong penurunan harga emas kali ini:

  1. Aksi Ambil Untung (Profit Taking)
    Sejak awal tahun, harga emas memang sudah menguat cukup signifikan. Banyak investor memilih menjual emas untuk mengambil keuntungan dan menutup kerugian di pasar lain, khususnya saham, yang tengah terguncang.

  2. Margin Call dan Likuiditas
    Pasar saham global sedang dalam tekanan. Bursa AS seperti Nasdaq dan S&P 500 jatuh sekitar 5% dalam dua hari. Investor yang mengalami margin call terpaksa melepas aset likuid, termasuk emas, untuk memenuhi kewajiban margin mereka.

  3. Penguatan Dolar AS
    Indeks dolar naik 0,7%, membuat harga emas (yang dihargai dalam dolar) menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Ini menekan permintaan jangka pendek terhadap emas.

  4. Ketegangan Geopolitik dan Perang Dagang
    Tiongkok mengumumkan tarif tambahan sebesar 34% terhadap seluruh barang asal AS mulai 10 April, sebagai respons atas tarif baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Perang dagang ini memicu kekhawatiran akan resesi global.

Apakah Ini Hal yang Tidak Biasa?

Analis dari Standard Chartered, Suki Cooper, mengatakan bahwa fenomena ini bukan hal baru.“Emas adalah aset likuid yang bisa dengan cepat diuangkan saat kondisi pasar lain memburuk. Dalam konteks risiko tinggi, seperti perang dagang atau gejolak pasar saham, aksi jual emas bisa terjadi sebagai bentuk perlindungan modal,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pola ini sesuai dengan tren historis emas yang kerap digunakan sebagai sumber likuiditas saat krisis melanda.

Harga Emas Tetap Menguat Secara Tahunan

Meskipun terjadi koreksi tajam dalam minggu ini, secara keseluruhan harga emas masih mencatatkan kinerja positif. Sejak awal tahun 2025, emas telah naik sekitar 15,3%, didorong oleh:

  • Pembelian besar-besaran oleh bank sentral dunia

  • Ketidakpastian geopolitik dan ekonomi

  • Minat investor terhadap aset lindung nilai (safe haven)

Harga emas bahkan sempat mencetak rekor tertinggi baru di USD 3.167,57 per ons pada perdagangan Kamis sebelum akhirnya tergelincir pada Jumat.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun, Ini yang Perlu Diketahui Investor!

Apa Kata The Fed?

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa tarif baru dari Trump bisa memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS. Sementara itu, data ketenagakerjaan AS yang dirilis baru-baru ini menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan.

Data ini membuat pasar menilai bahwa The Fed kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga, yang sebelumnya diharapkan terjadi lebih cepat. Hal ini kurang menguntungkan bagi harga emas, karena lingkungan suku bunga rendah biasanya jadi pemicu kenaikan harga emas.

Posisi Teknikal Masih Aman?

Secara teknikal, harga emas spot masih bertahan di atas rata-rata pergerakan 21 hari di USD 3.023 per ons. Ini menjadi area support yang penting dan bisa menjadi titik balik jika tekanan jual mulai mereda.

Namun jika level ini ditembus, ada kemungkinan harga emas akan menguji level teknikal yang lebih rendah lagi, sebelum kembali menguat.

Logam Mulia Lain Ikut Melemah

Koreksi di pasar komoditas juga berdampak pada logam mulia lainnya:

  • Perak anjlok 7,3% ke USD 29,54 per ons — penurunan mingguan terburuk sejak September 2020.

  • Platinum turun 3,6% ke USD 918,35 per ons.

  • Paladium melemah 2% ke USD 909,75 per ons.

Tekanan ini menandakan pelemahan pasar logam secara menyeluruh, terutama akibat pengaruh dari dolar AS yang menguat dan gejolak di sektor lain.

Baca Juga: Dampak Kebijakan Trump dan Geopolitik Terhadap Kenaikan Harga Emas 2025


Kesimpulan: Haruskah Kita Beli Emas Sekarang?

Kondisi saat ini bisa jadi peluang sekaligus peringatan. Untuk investor jangka panjang, harga emas yang sedang terkoreksi bisa menjadi kesempatan untuk akumulasi di harga yang lebih rendah, dengan asumsi bahwa tren bullish jangka panjang tetap terjaga.

Namun untuk trader jangka pendek, volatilitas masih tinggi. Faktor geopolitik, kebijakan suku bunga The Fed, dan pergerakan dolar AS akan terus mempengaruhi harga emas dalam waktu dekat.

Seperti biasa, kuncinya ada pada strategi dan tujuan investasi. Emas tetap menjadi aset lindung nilai yang kuat, tapi bukan berarti bebas risiko.