Hamas Tunda Pembebasan Sandera, Israel Disebut Langgar Perjanjian Gencatan Senjata

Hamas Tunda Pembebasan Sandera, Israel Disebut Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Ilustrasi. sumber foto: (REUTERS/Ramadan Abed)

FYPMedia.IDKelompok militan Palestina, Hamas, mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 15 Februari 2025. 

Hamas menyatakan bahwa Israel tidak mematuhi ketentuan perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

“Pembebasan para tahanan (sandera Israel), yang dijadwalkan pada Sabtu depan, 15 Februari 2025, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, menunggu kepatuhan pendudukan dan pemenuhan surut kewajiban beberapa minggu terakhir,” ujar juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, Abu Ubaida, dalam pernyataan yang dikutip AFP, Selasa (11/2/2025).

Hamas menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen terhadap perjanjian selama Israel juga mematuhi kesepakatan yang telah dibuat.

Israel Langgar Perjanjian

Hamas menuduh Israel melakukan berbagai pelanggaran selama tiga minggu terakhir sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025. Beberapa pelanggaran yang disoroti antara lain:

  • Menunda pemulangan para pengungsi ke Jalur Gaza utara.
  • Menargetkan pengungsi dengan tembakan di berbagai wilayah Gaza.
  • Menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk kebutuhan medis, bahan bakar, dan perlengkapan tempat tinggal.

Baca juga: Trump Sebut Gaza sebagai Lahan Properti yang Dapat Dikembangkan oleh AS

“Hal ini termasuk menunda kembalinya para pengungsi ke Gaza utara, menargetkan mereka dengan tembakan dan tembakan di berbagai wilayah di Jalur (Gaza), dan tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dalam segala bentuk yang disepakati,” kata Abu Ubaida.

Menurut Hamas, mereka telah melaporkan pelanggaran ini kepada mediator dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).

Pertukaran Sandera antara Hamas dan Israel

Sebelumnya, dalam perjanjian yang ditandatangani di Qatar, Hamas dan Israel telah menyepakati pertukaran sandera dan tahanan. 

Berdasarkan kesepakatan itu, Hamas seharusnya membebaskan 33 sandera Israel dengan imbalan pembebasan sekitar 1.900 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Pada Sabtu lalu, kedua pihak telah menyelesaikan pertukaran kelima, dengan tiga sandera Israel dan 183 tahanan Palestina dibebaskan. Saat ini, dari total 251 sandera yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023, masih tersisa 73 orang di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah meninggal dunia.

Menanggapi penundaan ini, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan militer untuk meningkatkan kesiapan menghadapi segala kemungkinan di Gaza.