Fakta Menarik Gencatan Senjata Gaza, Trump Klaim Berkat Kemenangan di Pilpres AS

gencatan
Hamas-Israel menyepakati gencatan senjata pada Kamis (16/1) dan sepakat menjalankannya mulai 19 Januari 2025, sehari sebelum Donald Trump dilantik Presiden AS. (Foto: REUTERS/Brian Snyder)

FYPMedia.IDGencatan senjata di Gaza yang diumumkan pada 15 Januari 2025 menjadi perbincangan global, mengingat keberhasilan yang dicapai menjelang pelantikan Presiden AS terpilih, Donald Trump. 

Banyak pihak yang mengklaim peran besar dalam tercapainya kesepakatan ini, termasuk Trump sendiri yang memuji “kemenangan bersejarah” yang dianggap sebagai faktor penentu tercapainya kesepakatan tersebut. 

Berikut ini fakta menarik terkait gencatan senjata Gaza yang berlangsung mulai 19 Januari 2025, serta klaim kemenangan Trump yang turut berperan dalam prosesnya.

  • Gencatan Senjata yang Dicapai Sebelum Pelantikan Trump

Gencatan senjata antara Hamas dan Israel diumumkan pada 15 Januari 2025, namun akan resmi dimulai pada 19 Januari 2025, hanya sehari sebelum Donald Trump dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat.

Ini menjadi sorotan, karena waktu pelaksanaannya yang hampir bersamaan dengan masa transisi kepemimpinan di AS.

Baca juga: Fakta Menarik Sidang Konfirmasi Pete Hegseth, Calon Menhan AS yang Tidak Tahu Tentang ASEAN

  • Trump Klaim Kemenangan Pemilu Berperan Besar dalam Gencatan Senjata

Dalam unggahannya di platform media sosial Truth Social, Trump mengklaim bahwa tercapainya gencatan senjata tersebut adalah hasil dari “kemenangan bersejarah” yang diraihnya dalam Pemilu Presiden AS 2024. 

Ia menegaskan, “Kesepakatan gencatan senjata yang luar biasa ini hanya bisa tercapai berkat kemenangan bersejarah kami pada bulan November.” 

Trump percaya bahwa kemenangan ini memberi sinyal bahwa pemerintahannya yang akan datang akan fokus pada upaya menciptakan perdamaian.

  • Trump Dukung Pembebasan Sandera dan Keamanan AS

Sebagian besar pembicaraan mengenai gencatan senjata ini terkait dengan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas sejak serangan terhadap Israel pada Oktober 2023. 

Trump menyatakan kegembiraannya dengan pembebasan ini, terutama karena beberapa sandera adalah warga negara AS. 

“Kami telah mencapai kesepakatan mengenai para sandera di Timur Tengah, yang akan segera dibebaskan. Terima kasih!” terang Trump dalam unggahannya di platform media sosial Truth Social bersamaan dengan pengumuman resmi dari Presiden Joe Biden di Gedung Putih. 

Baca juga: Kontroversi Boikot “When the Phone Rings” Usai Singgung Konflik Israel-Palestina di Episode Terakhir

  • Upaya Trump yang Melibatkan Tim Keamanan Nasional

Dalam upaya mencapai gencatan senjata ini, Trump menekankan peran penting tim Keamanan Nasional AS yang dipimpin oleh Steve Witkoff, utusan khusus untuk Timur Tengah. 

Trump memastikan bahwa Witkoff dan timnya akan terus bekerja sama dengan Israel dan sekutu-sekutu AS untuk menjaga stabilitas dan mencegah Gaza menjadi tempat persembunyian teroris. 

Dalam pernyataannya, Trump menyebut, “Tim Keamanan Nasional saya, dengan bantuan Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, akan terus bekerja sama dengan Israel dan sekutu-sekutu kami untuk memastikan Gaza tidak lagi menjadi tempat persembunyian teroris. Kami akan terus mempromosikan perdamaian melalui kekuatan di seluruh kawasan,” dikutip dari Liputan6.com.

  • Konflik yang Memicu Kesepakatan Gencatan Senjata

Gencatan senjata ini tercapai setelah serangkaian serangan antara Hamas dan Israel, yang telah menewaskan ribuan orang. 

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan lebih dari 1.210 korban jiwa di Israel, sementara balasan Israel menyebabkan lebih dari 46.707 korban jiwa di Gaza, mayoritas merupakan warga sipil. 

Konflik yang intens ini membuat dunia internasional mendesak kedua pihak untuk segera menyepakati gencatan senjata yang dapat mengakhiri penderitaan warga sipil.

Pemerintah AS juga mendapat pengakuan atas peran mereka dalam negosiasi gencatan senjata ini. 

Beberapa diplomat Arab mengungkapkan bahwa tim Trump berhasil memberikan tekanan pada Israel untuk mendukung kesepakatan yang mungkin tidak dapat dicapai oleh pemerintahan Biden. 

“Kami akan terus mempromosikan perdamaian melalui kekuatan di seluruh kawasan,” tambah Trump dalam pernyataannya.

(Oda/Evly)