FYPMedia. ID – Wilayah selatan Banten kembali diguncang gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,0 pada Sabtu (15/3) pagi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa terjadi pada pukul 06.55 WIB, dengan pusat gempa berada pada koordinat 7,16° LS dan 106,13° BT, tepatnya di laut sekitar 28 km barat daya Bayah, Banten, pada kedalaman 59 km.
Menurut BMKG, gempa ini termasuk dalam kategori gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault), yang merupakan ciri khas dari gempa megathrust.
“Ini termasuk megathrust event. Hiposenternya dan mekanismenya membuktikan itu,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG.
Tidak Berpotensi Tsunami, tetapi Waspadai Gempa Susulan
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, mengingat magnitudo dan kedalamannya yang relatif moderat. Namun, masyarakat tetap diimbau untuk selalu waspada terhadap kemungkinan gempa susulan, meskipun biasanya gempa susulan memiliki kekuatan yang lebih kecil dibandingkan gempa utama.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan, korban jiwa, ataupun luka-luka akibat gempa ini. Namun, beberapa warga di sekitar Bayah dan Pelabuhan Ratu dilaporkan merasakan guncangan dengan intensitas sedang.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak resmi terkait gempa bumi dan tsunami. Selalu pastikan informasi berasal dari sumber terpercaya seperti BMKG, BNPB, atau pemerintah daerah.
Aktivitas Seismik di Zona Megathrust
Zona megathrust di selatan Pulau Jawa merupakan salah satu kawasan seismik aktif yang kerap mengalami gempa bumi akibat pergerakan lempeng tektonik. Subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia menyebabkan akumulasi energi dalam waktu yang lama, yang kemudian dilepaskan dalam bentuk gempa bumi.
Gempa megathrust seperti ini bisa menjadi pengingat bahwa wilayah pesisir selatan Jawa berpotensi mengalami gempa besar dan tsunami di masa depan. Oleh karena itu, BMKG dan berbagai lembaga terkait terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas seismik di kawasan ini guna memberikan **peringatan dini** yang akurat bagi masyarakat.
Masyarakat Diminta Meningkatkan Kesiapsiagaan
Dalam menghadapi potensi gempa bumi, masyarakat yang tinggal di daerah rawan diimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dengan memahami langkah-langkah mitigasi bencana. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
1. Mengenali sumber informasi resmi
Pastikan selalu mendapatkan informasi dari BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah untuk menghindari hoaks yang dapat menyebabkan kepanikan.
2. Mempersiapkan tas siaga bencana
Simpan barang-barang penting seperti makanan, air, obat-obatan, dokumen penting, dan senter dalam satu tas yang mudah dijangkau untuk keadaan darurat.
3. Memahami jalur evakuasi
Jika berada di daerah pesisir, penting untuk mengetahui jalur evakuasi menuju tempat yang lebih tinggi untuk mengantisipasi potensi tsunami.
4. Latihan evakuasi secara berkala
Pemerintah daerah dan masyarakat perlu melakukan simulasi atau latihan evakuasi secara berkala agar lebih siap jika terjadi bencana.
5. Memastikan struktur bangunan tahan gempa
Bagi yang tinggal di daerah rawan gempa, pastikan rumah atau bangunan sudah dibangun dengan standar tahan gempa untuk mengurangi risiko kerusakan parah.
Indonesia dan Ancaman Megathrust
Indonesia berada di wilayah Cincin Api Pasifik, yang menjadikannya salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi di dunia. Beberapa wilayah seperti Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi sering mengalami gempa bumi akibat pergerakan lempeng tektonik.
Gempa megathrust yang terjadi di selatan Banten ini merupakan bagian dari pola aktivitas seismik yang terus dipantau oleh BMKG. Para ahli telah lama memperingatkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa berpotensi menghasilkan gempa besar dengan magnitudo di atas 8,0, yang dapat memicu tsunami besar seperti yang terjadi di Aceh pada 2004 silam.
Namun, meskipun ancaman tersebut nyata, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang baik dapat mengurangi dampak buruk dari gempa bumi. Oleh karena itu, masyarakat di daerah rawan diharapkan terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam.
Gempa bumi megathrust dengan M5,0 yang mengguncang selatan Banten pada 15 Maret 2025 merupakan bagian dari aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, kejadian ini menjadi pengingat akan potensi gempa besar di masa depan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, meningkatkan mitigasi bencana, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG dan lembaga terkait. Dengan kesiapsiagaan yang baik, dampak dari bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami dapat diminimalkan.