FYP Media.ID – Pada Kamis, 20 Maret 2025 – Sebuah gempa bumi berkekuatan 4,3 magnitudo mengguncang Kabupaten Tabanan, Bali, pada Kamis pagi (20/3). Getaran yang cukup terasa ini membuat warga sempat panik, meskipun tidak ada laporan kerusakan serius. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa episentrum gempa berada di daratan, tepatnya di koordinat 8,52° LS dan 115,14° BT, dengan kedalaman 10 kilometer. Beruntung, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa yang terjadi sekitar pukul 07.30 WITA ini dirasakan cukup kuat di sejumlah wilayah seperti Tabanan, Badung, dan Denpasar. Beberapa warga mengaku merasakan getaran yang cukup membuat mereka terkejut dan langsung keluar rumah. Ada pula yang mengungkapkan bahwa getaran gempa ini berlangsung beberapa detik, tetapi cukup membuat kaca jendela bergetar dan lampu bergoyang.
“Saya sedang sarapan ketika tiba-tiba meja bergetar dan jendela berbunyi. Saya langsung refleks lari keluar rumah bersama keluarga,” ujar I Made Wirawan, salah satu warga Tabanan.
Hal yang sama dirasakan oleh Ni Luh Ayu, warga Denpasar yang saat itu sedang bersiap berangkat kerja. “Gempa ini cukup kuat, dan saya sempat takut akan ada susulan. Saya langsung keluar rumah sambil mengecek ponsel untuk melihat informasi dari BMKG,” ungkapnya. Sejumlah karyawan perkantoran yang tengah beraktivitas di Badung juga sempat berhamburan keluar gedung untuk menghindari kemungkinan gempa yang lebih besar.
Hingga saat ini, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Tabanan terus melakukan pemantauan di lokasi-lokasi terdampak. Kepala BPBD Tabanan, I Ketut Arya, menyampaikan bahwa pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan besar atau korban jiwa akibat gempa ini. Meskipun demikian, warga diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan aparat desa dan masyarakat setempat untuk memantau kondisi pascagempa. Alhamdulillah, sejauh ini belum ada laporan yang mengkhawatirkan, tetapi kami tetap mengimbau warga untuk selalu waspada,” ujarnya.
BMKG menegaskan bahwa meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, masyarakat tetap perlu berhati-hati terhadap kemungkinan gempa susulan. “Pastikan untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG agar tidak terjebak hoaks atau informasi yang menyesatkan,” tambah perwakilan BMKG. Berdasarkan data seismik, aktivitas gempa di kawasan ini dipengaruhi oleh pergerakan lempeng bumi yang aktif di wilayah sekitar Bali.
Baca Juga : Potensi Bencana Gempa Megathrust Berkekuatan 8,7 Magnitudo Kembali Bikin Heboh
Sebagai bagian dari wilayah Cincin Api Pasifik, Bali memang termasuk daerah yang rawan gempa. Pergerakan lempeng Indo-Australia dan Eurasia sering menyebabkan aktivitas seismik di wilayah ini. Dalam beberapa bulan terakhir, gempa dengan magnitudo kecil hingga sedang cukup sering terjadi. Para ahli mengingatkan bahwa aktivitas seismik ini merupakan fenomena alami yang bisa terjadi kapan saja.
Menurut Dr. Ni Wayan Sari, pakar geologi dari Universitas Udayana, kesiapsiagaan adalah kunci untuk menghadapi potensi gempa. “Masyarakat Bali harus lebih siap dalam menghadapi gempa. Tidak hanya dengan memahami langkah-langkah penyelamatan diri, tetapi juga memastikan bangunan tempat tinggal mereka cukup aman,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya konstruksi bangunan tahan gempa, terutama di daerah yang memiliki aktivitas seismik tinggi seperti Bali.
Baca Juga : Gempa Bumi Megathrust M5,0 Guncang Selatan Banten, BMKG: Akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia
Agar lebih siap menghadapi situasi seperti ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan saat terjadi gempa. Tetap tenang dan segera cari tempat yang aman, seperti di bawah meja yang kokoh. Jika berada di dalam ruangan, hindari berdiri di dekat jendela atau benda berat yang bisa jatuh. Jika berada di luar rumah, menjauhlah dari bangunan, tiang listrik, atau pohon besar. Pastikan jalur evakuasi di rumah atau tempat kerja selalu dalam kondisi aman. Simpan tas siaga bencana berisi air, makanan ringan, obat-obatan, dan dokumen penting. Selain itu, penting untuk selalu memperbarui informasi dari sumber resmi seperti BMKG dan BPBD agar tidak mudah termakan informasi palsu.
Gempa bumi yang mengguncang Tabanan pagi ini menjadi pengingat bahwa kita harus selalu waspada. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan serius, gempa ini cukup membuat masyarakat waswas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami langkah-langkah kesiapsiagaan agar dapat menghadapi bencana dengan lebih tenang dan aman. Masyarakat juga disarankan untuk lebih peduli terhadap mitigasi bencana dengan mengikuti simulasi evakuasi gempa dan menyiapkan langkah antisipasi di lingkungan sekitar.
Bali sebagai daerah wisata juga perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Hotel, restoran, dan tempat wisata sebaiknya memiliki prosedur tanggap darurat yang jelas agar wisatawan yang berkunjung tetap merasa aman. Upaya ini penting mengingat Bali adalah destinasi utama bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor pariwisata harus terus diperkuat agar mampu menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.