FYP Media.ID – Krisis iklim kini tak hanya menjadi isu global, tetapi sudah benar-benar “mengetuk pintu”. Buktinya? China saat ini sedang dilanda gelombang panas ekstrem paling parah sepanjang sejarah, dengan permintaan listrik mencapai rekor 1,5 miliar kilowatt!
Kondisi ini bukan hanya bikin warganya kelimpungan, tapi juga membuat sistem listrik nasional nyaris tumbang. Bahkan, otoritas China secara terbuka mengakui adanya potensi gangguan pasokan listrik nasional jika krisis ini tak segera tertangani.
Rekor Permintaan Listrik China Capai Titik Kritis
Gelombang panas yang terjadi selama beberapa pekan terakhir telah mendorong lonjakan pemakaian energi, terutama untuk pendingin udara, AC industri, hingga alat produksi pabrik.
Data dari otoritas energi China mencatat bahwa:
-
Permintaan listrik nasional tembus 1,5 miliar kilowatt pekan lalu
-
Ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah China
-
Menjadi rekor ketiga berturut-turut pada Juli 2025
Tak heran, pihak berwenang kini waspada penuh. “Cuaca panas ekstrem dapat memengaruhi pembangkitan dan distribusi listrik,” ujar Chen Hui dari Badan Meteorologi China, dikutip dari Japan Today, Kamis (24/7).
Kinerja Pembangkit Listrik Mulai Terganggu
Yang lebih mengejutkan, cuaca panas ekstrem justru memperparah kinerja sumber energi terbarukan, terutama:
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kehilangan efisiensi akibat suhu panel yang terlalu tinggi
- Tenaga air menyusut drastis karena penguapan memperkecil debit sungai
PLTA (pembangkit listrik tenaga air) di wilayah Sichuan, Yunnan, dan Tibet dilaporkan hanya mampu beroperasi pada kapasitas 60-70%
Kondisi ini membuat pembangkit berbasis batu bara kembali jadi tumpuan utama, meskipun bertentangan dengan agenda netral karbon China.
Pemerintah Siapkan Protokol Krisis Energi Nasional
Dalam menghadapi lonjakan permintaan yang mengkhawatirkan, otoritas Tiongkok mengambil langkah-langkah darurat, antara lain:
-
Aktivasi sistem peringatan dini energi nasional
-
Distribusi listrik lintas provinsi untuk menjaga stabilitas pasokan
-
Kampanye penghematan energi nasional, termasuk imbauan membatasi penggunaan AC pada siang hari
-
Rencana pemadaman bergilir jika situasi makin memburuk
Langkah ini disebut sebagai upaya menjaga keberlangsungan pasokan energi bagi sektor esensial, terutama rumah sakit, transportasi, dan industri strategis.
China Bangun Bendungan Raksasa Terbesar di Dunia
Sebagai solusi jangka panjang, China mempercepat pembangunan bendungan tenaga air raksasa di Tibet, yang digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di dunia.
- Biaya proyek: USD 170 miliar
- Kapasitas: 300 miliar kilowatt-jam per tahun
- Setara dengan total konsumsi listrik Inggris selama setahun
Namun, proyek ambisius ini memicu kekhawatiran dari negara-negara di hilir sungai seperti India dan Bangladesh, yang khawatir akan pengaruh China terhadap aliran Sungai Brahmaputra.
Panas Ekstrem Landa Wilayah Seluas 407 Ribu Km²
Tak hanya membuat sistem energi kolaps, gelombang panas ini juga membakar daratan China secara luas. Berikut fakta-faktanya:
-
Suhu di atas 40°C menyelimuti lebih dari 407.000 km² wilayah China
-
Area tersebut bahkan lebih luas dari seluruh daratan Jerman atau Jepang
-
Observatorium di Xinjiang mencatat suhu tertinggi 48,7°C, mendekati ambang bahaya bagi tubuh manusia
-
Kota-kota besar seperti Henan, Sichuan, Hubei, Shandong, Shaanxi masuk dalam status waspada ekstrem
Menurut Jia Xiaolong, Wakil Direktur Pusat Iklim Nasional, gelombang panas ini bisa berlanjut hingga Agustus, bahkan diprediksi lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya.
Risiko Kesehatan Naik: Dari Dehidrasi hingga Heatstroke
Pemerintah pun mengeluarkan peringatan kesehatan serius:
-
Warga lanjut usia dilarang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari
-
Pekerja konstruksi dan buruh lapangan diminta membatasi aktivitas saat suhu ekstrem
-
Rumah sakit bersiaga menghadapi lonjakan pasien dengan keluhan heatstroke, kelelahan, dan dehidrasi
“Ini bukan hanya tentang listrik dan suhu udara. Ini soal kelangsungan hidup jutaan warga,” kata salah satu petugas medis di Wuhan.
Dampak Global: Dunia Harus Waspada!
Krisis yang melanda China tak bisa dianggap sebagai masalah lokal. Mengapa?
-
China adalah pusat manufaktur dunia — gangguan listrik bisa menunda produksi global
-
Krisis pasokan energi bisa memengaruhi harga barang dan logistik internasional
-
Kebijakan darurat energi China bisa menunda target emisi karbon global
Jika China kembali mengandalkan batu bara dalam skala besar untuk jangka pendek, maka komitmen iklim global bisa terganggu.
Kesimpulan: Gelombang Panas China 2025 Adalah Alarm untuk Dunia
Gelombang panas ekstrem China 2025 bukan hanya catatan cuaca. Ini adalah peringatan keras dari Bumi bahwa perubahan iklim bukan hal yang jauh di masa depan—itu sudah terjadi sekarang.
Dunia harus belajar dari kondisi China:
-
Cuaca ekstrem bisa melumpuhkan sistem energi
-
Kita butuh infrastruktur ramah iklim yang lebih tangguh
-
Transisi energi bersih harus segera dipercepat