Budayawan Turut Andil dalam Edukasi Pencegahan Kekerasan

Budayawan
sumber: jelndelaislam.id

FYPMedia.ID – Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menegaskan pentingnya peran budayawan dan tokoh agama dalam menyebarluaskan informasi serta memberikan edukasi tentang kesetaraan gender dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan.

Anggota Komnas Perempuan, Bahrul Fuad, menyampaikan bahwa jika para budayawan dan tokoh agama memiliki pandangan yang baik mengenai isu-isu ini, mereka dapat menjadi agen perubahan yang signifikan di tengah masyarakat.  

“Kalau budayawan, tokoh agama memiliki perspektif yang bagus terkait kesetaraan gender, pencegahan kekerasan terhadap perempuan, maka ini bisa disampaikan ke masyarakat,” ujar Bahrul dalam siaran media sosialnya di Jakarta, Kamis.  

Baca juga: Kekerasan Seksual Berbasis Siber: Realitas di Era Digital

Ia mencontohkan Provinsi Banten sebagai salah satu daerah di Indonesia di mana masyarakat sangat menghormati budayawan dan tokoh agama. Hal ini, menurutnya, menjadi peluang besar untuk menyampaikan edukasi kepada masyarakat melalui mereka.

“Dalam hal ini, Banten, masyarakatnya menghormati para tokoh budaya,” tambahnya.  

Bahrul Fuad menekankan bahwa edukasi dan sosialisasi ini sangat penting, terutama karena banyak korban kekerasan, khususnya kekerasan seksual, yang masih enggan melaporkan kejadian yang mereka alami.

 “Korban takut stigma, takut disalahkan,” katanya.  

Baca juga: Mengapa Alpha Female Menjadi Inspirasi bagi Banyak Perempuan?

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pencegahan dan penanganan kekerasan, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyediakan layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) yang dapat diakses melalui telepon 129 atau WhatsApp di nomor 08-111-129-129. 

Layanan ini memungkinkan masyarakat untuk melaporkan tindak kekerasan yang mereka lihat, dengar, atau ketahui.  

Komnas Perempuan juga mengajak seluruh pihak, termasuk komunitas budaya, tokoh agama, dan masyarakat luas, untuk aktif berperan dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan. 

Baca juga: Konservasi Indonesia Ajak Prilly Lindungi Ikan Hiu Paus dengan Penanda Satelit

Dengan memperkuat nilai-nilai kesetaraan gender dalam budaya lokal dan pendidikan, diharapkan angka kekerasan terhadap perempuan dapat ditekan secara signifikan.  

Melalui pendekatan ini, para tokoh masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi sumber edukasi, tetapi juga sebagai pelindung yang mampu mendorong korban untuk berbicara dan mencari keadilan. Ini menjadi langkah penting dalam membangun Indonesia yang bebas dari kekerasan berbasis gender.