FYPMedia.ID – Warga Pluit, Jakarta Utara, kembali dihantam fenomena alam yang meresahkan: banjir rob. Pada Jumat pagi (31/5/2025), dua Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, terendam air laut pasang dengan ketinggian yang cukup mengganggu aktivitas harian warga, yakni 25 hingga 55 sentimeter.
Berikut ini 5 fakta penting terkait banjir rob yang melanda wilayah pesisir Jakarta kali ini:
1. 2 RT Masih Terendam Air hingga Pagi Hari
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, hingga pukul 06.00 WIB, air laut yang menggenang masih belum surut di dua RT tersebut. Genangan ini cukup menghambat mobilitas warga, terutama yang hendak bekerja atau mengantar anak sekolah. “Info terkini genangan air hingga pukul 06.00 WIB masih ada dua RT yang terendam banjir,” ujar Yohan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat pagi.
Tak hanya merendam pemukiman, air juga sempat menggenangi beberapa ruas jalan protokol di kawasan Pluit, membuat lalu lintas sempat terganggu.
Baca Juga: Jakarta Kembali Diterjang Banjir: 7 RT Terendam hingga Senin Pagi
2. Air Capai 55 Cm, BPBD Langsung Turun Tangan
Ketinggian air akibat banjir rob kali ini bervariasi antara 25–55 sentimeter, tergantung lokasi dan struktur drainase setempat. Kondisi ini mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD DKI Jakarta) untuk langsung mengirimkan personel ke lokasi terdampak.
BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan air secara cepat dan memastikan sistem drainase berfungsi optimal. “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” tegas Yohan.
3. Dipicu Super New Moon dan Hujan Deras
Banjir rob kali ini bukan terjadi tanpa sebab. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah lebih dulu mengeluarkan peringatan dini soal potensi banjir pesisir sejak tanggal 24–31 Mei 2025. Pemicunya adalah fenomena Super New Moon.
Fenomena ini terjadi ketika bulan berada dalam posisi terdekat dengan Bumi (perigee) dan berada dalam fase bulan baru. Kombinasi ini menyebabkan kenaikan permukaan laut secara signifikan, meningkatkan risiko banjir rob terutama di wilayah pesisir seperti Pluit.
Faktor lain yang memperparah kondisi ini adalah hujan deras selama tiga jam pada Kamis malam (30/5), yang menambah volume air hingga tidak dapat ditampung sistem drainase. “Banjir rob ini diperparah hujan yang melanda Jakarta Utara selama tiga jam pada Kamis malam,” ujar Bani, Ketua RW 22 Kelurahan Pluit, yang wilayahnya termasuk Muara Angke turut terdampak.
4. Sebelumnya Juga Terjadi di Lokasi Lain
Bukan kali pertama wilayah Jakarta Utara terdampak banjir rob dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, satu RT di Pluit dan satu ruas Jalan RE Martadinata di Papanggo, Tanjung Priok juga sempat terendam air laut pasang. Namun pada Jumat pagi, kedua titik tersebut dilaporkan telah surut.
Fenomena ini menunjukkan bahwa risiko banjir rob di Jakarta masih tinggi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan dataran rendah.
5. Imbauan dan Tindakan Darurat dari BPBD
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama selama periode Super New Moon yang masih berlangsung hingga 31 Mei 2025. Warga juga diminta tidak membuang sampah sembarangan agar tidak memperburuk kondisi drainase.
Dalam kondisi darurat atau membutuhkan bantuan evakuasi, masyarakat dapat segera menghubungi nomor darurat 112. Layanan ini gratis dan beroperasi 24 jam.
Dampak Sosial dan Ekonomi yang Perlu Diwaspadai
Banjir rob bukan hanya soal genangan air semata. Dampak sosial dan ekonomi dari banjir rob bisa sangat luas, mulai dari aktivitas warga yang terganggu, kerusakan properti, hingga potensi penurunan nilai aset di wilayah pesisir.
Kondisi ini juga menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah dan pusat untuk meninjau kembali sistem penanganan banjir di Jakarta, termasuk upaya reklamasi, pembangunan tanggul laut, dan manajemen tata air perkotaan.
Baca Juga: Banjir Aceh Selatan: 7 Desa Terendam, Ratusan Warga Mengungsi dalam Kepungan Air
Apa yang Bisa Dilakukan Warga?
Berikut beberapa langkah antisipatif yang bisa dilakukan warga pesisir:
-
Rutin cek prakiraan cuaca dan pasang surut laut dari BMKG
-
Siapkan tas siaga banjir berisi dokumen penting, makanan kering, dan perlengkapan darurat
-
Gunakan sandbag atau penghalang air sementara untuk mengurangi risiko masuknya air ke rumah
-
Laporkan genangan ke aplikasi JAKI atau hubungi 112
Banjir rob di Pluit kembali menjadi alarm keras bahwa Jakarta membutuhkan penanganan banjir yang lebih strategis dan berkelanjutan. Terlebih lagi, fenomena alam seperti Super New Moon akan terus datang secara periodik. Adaptasi dan mitigasi harus berjalan beriringan, bukan hanya bergantung pada cuaca.
Tetap waspada, tetap peduli, karena banjir rob bukan hanya masalah air ini juga tentang keselamatan dan masa depan kota