Banjir Melanda Beberapa Wilayah di Tangerang Selatan, 11 November 2024: Dampak dan Antisipasi

banjir

FYPMEDIA.ID – Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) pada Senin sore, 10 November 2024, menyebabkan banjir yang menggenangi sejumlah titik di daerah tersebut. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan, banjir terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat, ditambah dengan sistem drainase yang tidak mampu menampung volume air yang melimpah.

  • Wilayah yang Terdampak Banjir

Menurut data yang dihimpun BPBD, banjir melanda beberapa kecamatan di Tangerang Selatan, dengan titik-titik yang paling parah terendam di Kecamatan Serpong, Ciputat, dan Pamulang. Beberapa area yang terdampak cukup parah termasuk kawasan Pondok Aren, Cilenggang, dan beberapa ruas jalan utama di wilayah Serpong. Hujan yang turun sejak pukul 14.00 WIB menyebabkan sungai dan saluran drainase meluap, sehingga mengakibatkan banjir dengan ketinggian mencapai 50 hingga 150 cm di beberapa lokasi.

  • Data dari BPBD Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan data dari BPBD Tangerang Selatan, sedikitnya ada 5.000 kepala keluarga yang terdampak oleh banjir yang menggenangi rumah dan fasilitas umum. Di Kecamatan Serpong, daerah Cilenggang dan Pondok Aren menjadi wilayah yang paling parah terendam, dengan beberapa ruas jalan utama seperti Jalan Raya Serpong terputus akibat genangan air. Banjir juga mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk transportasi dan sekolah. Lebih dari 20 sekolah yang tersebar di wilayah tersebut dilaporkan terpaksa meliburkan siswa pada hari Senin, 11 November karena kondisi banjir yang belum sepenuhnya surut.

Baca Juga: Perubahan Cuaca di Bulan November 2024: Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem di Indonesia – FYP Media

  • Penyebab Banjir: Curah Hujan Tinggi dan Drainase Tidak Memadai

BMKG mencatat bahwa hujan yang mengguyur wilayah Tangerang Selatan pada 10 November 2024 tercatat memiliki intensitas yang sangat tinggi, mencapai 150 mm/hari yang melebihi batas kapasitas drainase kota tersebut. Selain faktor cuaca ekstrem, salah satu penyebab utama terjadinya banjir adalah kondisi sistem drainase yang tidak optimal. Banyak saluran air yang tersumbat oleh sampah serta ketidakteraturan pembangunan yang mengurangi daya tampung saluran air.

Kepala BPBD Kota Tangerang Selatan, Hendra S. Wijaya, menyatakan bahwa banjir ini dipicu oleh faktor hujan yang sangat deras disertai dengan luapan air dari saluran utama yang tidak dapat menampung aliran air. “Beberapa titik di Tangerang Selatan memang rawan banjir, terutama yang memiliki jaringan drainase yang tidak memadai. Kami terus melakukan pemantauan dan evakuasi bagi warga yang terdampak,” ujarnya.

  • Dampak Terhadap Masyarakat

Banjir yang terjadi kemarin menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang cukup signifikan. Selain merendam rumah-rumah warga, banjir juga mengganggu akses jalan dan transportasi publik. Banyak kendaraan yang terjebak di jalan raya, dan sejumlah ruas jalan utama seperti Jalan Raya Serpong dan Jalan Raya Pondok Aren mengalami kemacetan parah akibat banjir yang menutup jalan.

Beberapa warga yang rumahnya terendam memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara sebagian lagi berusaha membersihkan rumah mereka dari genangan air yang masuk. “Kami sangat khawatir dengan keselamatan keluarga, karena air tiba-tiba masuk dengan cepat. Selain itu, banyak barang rumah tangga yang rusak terkena air,” ujar salah satu warga Cilenggang yang terkena dampak banjir.

Dampak lainnya adalah kerusakan pada fasilitas umum dan fasilitas pendidikan, yang terpaksa diliburkan sementara untuk memastikan keselamatan siswa dan staf pengajar.

  • Tanggapan Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, melalui BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), langsung melakukan upaya tanggap darurat dengan melakukan pembersihan saluran drainase dan pemantauan lokasi-lokasi yang rawan banjir. Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim untuk membantu proses evakuasi dan perbaikan saluran drainase di beberapa titik yang terdampak. “Kami akan terus bekerja sama dengan instansi terkait untuk memastikan kebutuhan dasar warga, seperti makanan dan tempat berlindung, bisa terpenuhi, serta mengantisipasi dampak lebih lanjut,” ujarnya.

Pemerintah setempat juga mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya penyumbatan saluran drainase.

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional 2024: Meningkatkan Kualitas Hidup Melalui Kesehatan yang Merata – FYP Media

  • Persiapan untuk Menghadapi Musim Hujan yang Lebih Ekstrem

Melihat kejadian ini, pemerintah Kota Tangerang Selatan juga menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur kota, terutama drainase, agar tidak terulang lagi di masa depan. Penataan dan peningkatan kapasitas saluran air menjadi agenda penting yang harus segera dilaksanakan, terutama menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025.

Menurut BMKG, intensitas hujan diperkirakan akan semakin tinggi pada bulan Desember 2024, dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang. Oleh karena itu, upaya mitigasi bencana dan perbaikan infrastruktur harus menjadi prioritas bagi pemerintah daerah untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam ini.

Banjir yang terjadi di Tangerang Selatan pada 10 November 2024 menyoroti perlunya perbaikan sistem drainase dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Dengan terus memperkuat infrastruktur dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan, diharapkan bencana serupa dapat diminimalkan di masa yang akan datang. Pemerintah Kota Tangerang Selatan berkomitmen untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan bencana demi keselamatan dan kenyamanan warganya.