Bahlil Lahadalia Masuk Daftar Menteri Terburuk: Fakta Mengejutkan dari Rapor 100 Hari Kabinet Prabowo-Gibran

bahlil 100
Sumber Foto: x.com: Bahlil Lahadalia

FYPMedia.ID – Survei Center of Economic and Law Studies (Celios) memotret kinerja para menteri dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Penilaian ini menuai berbagai respons, terutama terkait nama-nama yang masuk daftar terburuk, termasuk Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. 

Berikut adalah fakta-fakta mengejutkan yang perlu diketahui:

  • Tiga Menteri Berkinerja Terburuk Versi Celios

Dalam survei Celios, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menduduki posisi pertama sebagai menteri dengan kinerja terburuk

Ia memperoleh nilai minus 113 poin. Posisi kedua diisi oleh Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berada di posisi ketiga.

“Skor terendah dalam evaluasi ini diraih oleh Natalius Pigai (Menteri HAM) dengan nilai mendekati -150. Skor ini mengindikasikan adanya kritik yang signifikan terhadap kebijakan di bidang HAM karena beragam kontroversi atau kurangnya terobosan yang dilakukan,” demikian tertulis dalam studi Celios, Selasa (21/1/2025) mengutip Tempo.co. 

Survei ini menggunakan metode expert judgment dengan melibatkan 95 jurnalis dari 44 lembaga pers. 

Baca juga: Demo ASN Terhadap Menteri Satryo: Berikut 5 Fakta yang Perlu Diketahui

Penilaian dilakukan berdasarkan lima indikator utama, yaitu pencapaian program, kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan, tata kelola anggaran, dan komunikasi kebijakan.

  • Idrus Marham Kritik Survei Celios

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, mengkritik hasil survei yang menempatkan Bahlil sebagai salah satu menteri terburuk. Menurutnya, survei tersebut tidak objektif dan cenderung parsial.

“Setelah kami pelajari, ternyata penilaian yang diberikan hanya pada sektor tertentu dan tidak dilihat dalam perspektif yang lebih menyeluruh, yang lebih komprehensif,” mengutip Kompas.com

Ia juga menyebut bahwa ruang lingkup kerja Kementerian ESDM sangat luas, mencakup sektor mineral, migas, kelistrikan, hingga energi baru terbarukan.

 “Jadi, ini banyak sekali dan ini penilaian yang dilakukan oleh lembaga yang bersangkutan tidak mengikuti ini, sehingga kita berkesimpulan bahwa penilaian yang dijadikan dasar di situ hanya sektor tertentu, tidak komprehensif, tidak menyeluruh, parsial, dan tidak terintegrasi,” tambahnya.

Baca juga:  Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Pastikan Pengemudi Ojol Dapat Subsidi BBM

  • Respon Celios terhadap Kritik

Celios tetap mempertahankan kredibilitas survei mereka. Lembaga ini menyatakan bahwa evaluasi dilakukan secara independen dengan melibatkan para panelis yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah. Survei ini juga mencakup penilaian terhadap sektor-sektor strategis.

“Panelis terdiri dari 95 jurnalis yang memiliki akses langsung dan kemampuan untuk mengamati kinerja pejabat publik secara rutin,” jelas Celios, Rabu (23/1/2025) mengutip Kompas.com. 

Lima indikatornya adalah pencapaian program, kesesuaian rencana kebijakan dengan kebutuhan publik, kualitas kepemimpinan dan koordinasi, tata kelola anggaran, serta komunikasi kebijakan. 

Para jurnalis itu berasal dari berbagai fokus kanal atau bidang, seperti ekonomi, sosial dan politik, hukum dan HAM, serta energi dan lingkungan.

  • Menteri dengan Kinerja Terbaik

Di sisi lain, survei ini juga menunjukkan nama-nama menteri dengan kinerja terbaik. Menteri Agama Nasaruddin Umar menduduki peringkat pertama dengan nilai mendekati 100. 

Ia diikuti oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.

“Hal ini mencerminkan tingginya skor yang diterima terkait kebijakan di sektor agama,” ujar Celios.

Baca juga: Marselino Ferdinan: Dua Gol di Oxfordshire Senior Cup dengan Nomor Punggung 10 dan Kemenangan 6-0

  • Evaluasi Terhadap Prabowo dan Gibran

Survei Celios juga menilai kinerja Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Prabowo mendapatkan nilai rata-rata 5 dari 10, sedangkan Gibran memperoleh skor lebih rendah, yaitu 3 dari 10. 

Hal ini terungkap dari 7 persen responden studi yang menjawab “sangat buruk” dan 42 persen menjawab “buruk” tentang kinerja Prabowo-Gibran di 100 hari pertama. Hanya 42 persen responden yang menjawab “cukup” dan 8 persen responden mengisi “baik”. 

Mayoritas responden menilai kinerja 100 hari pertama pemerintahan ini belum memuaskan.

“Secara keseluruhan kinerja kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari pertama mengecewakan,” kata Celios, mengutip Tempo.co.

Dibandingkan dengan studi Celios, survei Litbang Kompas menemukan kinerja kabinet Prabowo-Gibran dianggap lebih memuaskan. Sebanyak 80,9 persen responden survei Litbang Kompas mengaku puas dengan 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran, dan hanya 19,1 persen yang menyatakan tidak puas.

(Oda/Ryz)