FYPMedia. ID – Vape atau rokok elektrik sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Dengan berbagai rasa menarik dan desain yang modern, vape berhasil menarik perhatian banyak kalangan, terutama anak muda.
Namun, dibalik popularitasnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa vape berbahaya dan memiliki risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan.
Vape merupakan perangkat elektronik yang mengubah cairan menjadi uap. Cairan ini biasanya mengandung nikotin, zat kimia lainnya, dan perisa buatan. Keberadaan rasa seperti buah-buahan hingga cokelat menjadikan vape lebih menarik, terutama bagi remaja. Selain itu, stigma bahwa vape lebih aman daripada rokok tembakau sering kali membuat pengguna mengabaikan bahaya sebenarnya.
Baca Juga: 8 Manfaat Kelapa Muda bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan vape tidak sepenuhnya bebas risiko. Berikut beberapa dampak buruk vape bagi tubuh:
-
Kerusakan Paru-Paru
Vape sering kali mengandung zat kimia berbahaya seperti formaldehida dan asetaldehida yang dapat merusak jaringan paru-paru. Menurut Kementerian Kesehatan, cairan vape mengandung zat yang dapat menyebabkan peradangan dan gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, pengguna vape juga rentan terkena penyakit seperti bronkitis kronis dan pneumonia.
-
Risiko Penyakit Jantung
Nikotin dalam vape dapat memengaruhi tekanan darah dan detak jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebagaimana dijelaskan oleh Siloam Hospitals, paparan nikotin melalui vape dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung.
-
Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
Zat kimia dalam uap vape dapat melemahkan sistem imun tubuh. Partikel kecil yang dihirup melalui vape dapat merusak lapisan pelindung di saluran pernapasan, membuat pengguna lebih rentan terhadap infeksi virus dan bakteri.
-
Efek Jangka Panjang pada Otak
Penggunaan vape pada remaja sangat berbahaya karena nikotin dapat mengganggu perkembangan otak. Nikotin berpotensi memengaruhi kemampuan kognitif, memori, dan pengambilan keputusan.
Mitos vs Fakta tentang Vape
Banyak mitos yang beredar terkait vape, salah satunya adalah anggapan bahwa vape lebih aman daripada rokok konvensional. Faktanya, meskipun vape tidak menghasilkan tar seperti rokok tembakau, kandungan kimia dalam cairan vape tetap berisiko terhadap kesehatan. Selain itu, vape juga sering kali digunakan sebagai “gerbang” menuju penggunaan rokok atau narkoba.
Mengingat dampak negatifnya, penting bagi masyarakat untuk memahami risiko penggunaan vape. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
- Edukasi Publik
Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu meningkatkan edukasi tentang bahaya vape melalui kampanye yang menyasar berbagai kalangan, terutama remaja.
- Pengawasan Lebih Ketat
Pengawasan terhadap penjualan vape harus diperketat, terutama untuk mencegah akses mudah bagi anak di bawah umur.
- Dukungan Berhenti Merokok
Bagi pengguna yang ingin berhenti merokok atau vape, dukungan berupa konseling dan terapi pengganti nikotin sangat penting untuk membantu mereka keluar dari kebiasaan ini.
Baca Juga: Pengobatan Korban Kecelakaan Ditanggung BPJS Kesehatan: Ketahui Syarat dan Ketentuannya
Vape bukanlah alternatif yang aman untuk menggantikan rokok konvensional. Dampaknya terhadap kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sangat nyata dan berbahaya. Kesadaran masyarakat tentang bahaya vape perlu terus ditingkatkan agar generasi mendatang dapat hidup lebih sehat dan bebas dari bahaya asap modern ini. Dengan memahami risiko yang ada, mari kita bersama-sama mendorong pola hidup sehat dan menjauhi penggunaan vape serta produk tembakau lainnya.