FYPMedia.id – Bisphenol A atau BPA adalah senyawa kimia yang sering ditemukan dalam produk plastik, seperti botol minum, peralatan makan, hingga kotak bekal.
Bagi anak-anak, paparan BPA bisa menjadi ancaman serius yang mempengaruhi kesehatan mereka, terutama pada perkembangan fisik dan hormonal.
Zat ini dikenal mampu meniru hormon estrogen dalam tubuh yang kemudian mengganggu keseimbangan sistem endokrin.
Akibatnya, anak-anak yang terpapar BPA dalam jumlah besar atau dalam jangka waktu panjang berisiko mengalami gangguan hormon yang berdampak buruk bagi tumbuh kembang mereka.
Bahaya BPA tidak berhenti pada gangguan hormon. Menurut dr. Reza Pahlevi, Sp.A, BPA dapat terakumulasi dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah besar, meski tubuh memiliki mekanisme alami untuk mengeluarkannya melalui hati dan kulit.
Akumulasi ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada kelenjar tiroid, jaringan lemak, hati, jantung, hingga risiko ketidaksuburan di masa depan.
Lebih dari itu, gangguan ini sering kali tidak langsung terlihat pada masa kanak-kanak, tetapi dapat memengaruhi anak ketika memasuki usia remaja atau dewasa.
Pentingnya menghindari paparan BPA semakin ditekankan dengan bukti penelitian yang menunjukkan dampak jangka panjangnya.
Sebuah studi dari The American Journal of Biochemistry and Biotechnology mencatat bahwa BPA dapat mengurangi produksi hormon reproduksi pria dan wanita, serta memengaruhi kualitas sperma dan kesuburan di kemudian hari.
Selain itu, penelitian di Korea Selatan menguatkan temuan bahwa tingginya paparan BPA berkorelasi dengan peningkatan kasus infertilitas.
Baca juga: Polusi Plastik: 5 Fakta Penting Upaya Dunia Mengurangi Mikroplastik pada 2050
Oleh karena itu, langkah preventif, seperti memilih produk dengan label BPA-free dan menghindari pemanasan plastik, menjadi hal yang sangat penting bagi orang tua dalam menjaga kesehatan anak mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama anak-anak. Berikut adalah 6 fakta penting yang perlu Anda ketahui untuk melindungi diri dan keluarga dari bahaya BPA.
Mengganggu Sistem Hormonal
BPA dikenal sebagai zat pengganggu endokrin karena dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh.
Hal ini berpotensi mengacaukan keseimbangan hormon, yang berdampak buruk pada berbagai fungsi tubuh, termasuk sistem reproduksi.
Menurut dr. Daulika Yusna, spesialis neonatolog dari Universitas Indonesia, “BPA dapat merusak keseimbangan hormon tubuh sehingga berisiko mengancam kesuburan pria dan wanita.”
Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
BPA dapat memengaruhi kinerja hormon insulin yang berfungsi mengatur kadar gula darah.
Penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu produksi hormon ini di pankreas sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Ketika kadar gula darah sulit terkontrol maka berbagai komplikasi kesehatan bisa terjadi.
Bahaya bagi Perkembangan Anak
Paparan BPA pada anak-anak dapat berdampak serius pada perkembangan sistem hormonal dan fungsi otaknya.
Dalam sebuah festival kesehatan di Jakarta, dr. Reza Pahlevi, Sp.A, menekankan bahwa akumulasi BPA dalam tubuh anak dapat menyebabkan gangguan tiroid, hati, dan jantung, yang baru terlihat saat mereka remaja.
Regina, seorang ibu yang aktif menghindari BPA untuk keluarganya, berbagi pengalaman, “Aku mengganti semua peralatan anakku dengan produk bebas BPA dan itu membuatku lebih tenang.”
Baca juga: Dampak Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan
Berkaitan dengan Penyakit Kardiovaskular
BPA juga dikaitkan dengan peradangan pada pembuluh darah yang dapat memicu penyakit jantung.
Paparan BPA jangka panjang dapat membuat dinding pembuluh darah menjadi keras dan kaku sehingga meningkatkan risiko aterosklerosis.
Memicu Gangguan Kesuburan
BPA berpengaruh negatif pada kesuburan pria dan wanita. Pada pria, BPA dapat mengurangi produksi testosteron yang memengaruhi kualitas sperma dan meningkatkan risiko penyakit prostat.
Sementara pada wanita, BPA berisiko menurunkan kualitas sel telur dan menyebabkan infertilitas.
Hasil riset yang diterbitkan di The American Journal of Biochemistry and Biotechnology tahun 2021 menyebutkan bahwa BPA dapat menyebabkan gangguan pada sumsum tulang belakang hipotalamus-hipofisis-testis pada pria dan infertilitas pada wanita.
Berpotensi Menyebabkan Kanker
Sebagai zat karsinogen, BPA memiliki kemampuan untuk merusak DNA dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Beberapa jenis kanker yang sering dikaitkan dengan paparan BPA, termasuk kanker payudara, usus besar, dan prostat.
Untuk mengatasi dan menghindari penggunaan bahan yang mengandung BPA, berikut ini lima langkah praktis yang dapat dilakukan untuk melindungi anak dari bahaya BPA.
5 Langkah Praktis untuk Melindungi Anak dari Bahaya BPA
- Gunakan Produk BPA-Free
Pilih produk yang memiliki label “BPA-Free” untuk peralatan makan dan mainan anak.
Botol bayi, kotak bekal, hingga peralatan masak sebaiknya terbuat dari bahan yang bebas BPA untuk mengurangi risiko paparan zat berbahaya ini.
- Hindari Plastik Polikarbonat
Plastik jenis polikarbonat biasanya mengandung BPA. Untuk mengidentifikasi jenis plastik ini, perhatikan simbol segitiga dengan angka 3 atau 7 pada kemasan. Hindari menggunakan plastik ini, terutama untuk makanan atau minuman anak.
- Ganti dengan Bahan Aman
Alihkan penggunaan peralatan plastik ke bahan yang lebih aman, seperti kaca atau stainless steel. Selain lebih tahan lama, bahan-bahan ini juga tidak berisiko melepaskan zat kimia berbahaya saat terkena panas.
- Jangan Panaskan Plastik
Memanaskan plastik, baik dengan microwave maupun air panas, dapat mempercepat pelepasan BPA ke dalam makanan atau minuman. Gunakan wadah kaca untuk memanaskan makanan anak agar lebih aman.
Baca juga: Kenali Skizofrenia: 5 Fakta Penting dan Tanda Awal pada Remaja
- Perhatikan Regulasi Pemerintah
Ikuti rekomendasi dan regulasi pemerintah terkait batas aman penggunaan BPA. Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan berbagai panduan tentang penggunaan plastik yang aman untuk makanan dan minuman.
Paparan BPA dalam jumlah besar atau dalam waktu lama dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Selain memengaruhi perkembangan hormonal anak, BPA berpotensi menyebabkan gangguan sistem reproduksi, obesitas, serta penyakit jantung.
Pada ibu hamil, BPA dapat mengganggu perkembangan otak janin yang berisiko menyebabkan masalah kognitif pada masa tumbuh kembangnya.
Tidak hanya itu, BPA merupakan zat karsinogenik yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan prostat, telah dikaitkan dengan paparan BPA jangka panjang.
Oleh sebab itu, memilih produk bebas BPA bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan penting untuk kesehatan keluarga Anda.
Dengan memahami bahaya BPA serta cara menghindarinya, orang tua dapat memberikan perlindungan optimal bagi anak-anak mereka.
Langkah-langkah kecil, seperti memilih produk yang aman dan menghindari kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai, dapat membawa dampak besar bagi kesehatan generasi mendatang.