Apa itu Workaholic? Ini Risiko Kesehatan yang Harus Diwaspadai

Apa itu Workaholic? Ini Risiko Kesehatan yang Harus Diwaspadai
sumber foto: canva.com

FYPMedia.ID – Workaholic, atau kecanduan kerja, sering kali dianggap sebagai tanda dedikasi yang luar biasa dalam karier. Namun, pola hidup seperti ini ternyata dapat membawa dampak serius bagi kesehatan fisik dan mental. 

Orang yang workaholic cenderung mengutamakan pekerjaan di atas segala aspek kehidupan lainnya, seperti hubungan pribadi, waktu istirahat, hingga kesehatan diri sendiri.

Ciri-ciri seseorang yang workaholic meliputi sulit beristirahat meski sedang libur, terus memeriksa apakah ada pekerjaan lain, dan mengesampingkan kegiatan sosial atau keluarga demi pekerjaan. 

Baca juga: Burnout di Tempat Kerja: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Beberapa faktor yang memicu perilaku ini antara lain ambisi mengejar karier, tuntutan finansial, hingga tekanan dari atasan. Ironisnya, meski awalnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, workaholic justru sering menghasilkan cara kerja yang tidak efektif.

Dampak Negatif Workaholic

Kecanduan kerja berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang. Kurangnya istirahat dapat memicu kelelahan kronis, yang berujung pada berkurangnya produktivitas dan ketidakmampuan berpikir jernih. 

Secara mental, tekanan terus-menerus dari pekerjaan dapat menyebabkan depresi, ditandai dengan perasaan jenuh, kehilangan minat, hingga pikiran negatif. Kondisi ini juga berisiko mengganggu sistem tubuh lainnya. 

Stres akibat bekerja berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes, karena terganggunya hormon insulin. Selain itu, kebiasaan buruk yang sering menyertai gaya hidup workaholic, seperti pola makan yang tidak teratur dan kurang olahraga, berkontribusi pada gangguan jantung, termasuk aritmia dan penyakit jantung koroner.

Baca juga: 7 Manfaat Chia Seed untuk Mendukung Pola Hidup Sehat

Seimbangkan Karir dan Kehidupan Pribadi

Mengingat banyaknya bahaya dari kecanduan kerja, penting bagi kalian untuk mulai menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengatur waktu kerja dengan baik, seperti membatasi jam kerja harian dan memanfaatkan waktu istirahat untuk benar-benar bersantai.

Selain itu, hindari membawa pekerjaan kantor ke rumah dan luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai, seperti olahraga, membaca buku, atau menikmati waktu bersama keluarga. Dengan menjaga keseimbangan ini, tidak hanya kesehatan yang tetap terjaga, tetapi juga hubungan dengan orang-orang terdekat.

Giat bekerja memang baik, tetapi jangan sampai terjebak dalam lingkaran kecanduan kerja yang merugikan. Ingat, kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan.