FYPMedia.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi sorotan sebagai langkah penting untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, muncul pertanyaan: apakah susu perlu dijadikan prioritas utama dalam menu MBG? Berikut tujuh fakta penting yang menjelaskan peran susu sebagai kunci dalam program ini.
-
Susu: Sumber Protein Hewani Berkualitas Tinggi
Pendiri Health Collaborative Center (HCC), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, menjelaskan pentingnya susu sebagai sumber protein.
“Susu adalah sumber protein hewani yang sangat baik karena kelengkapan asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perbaikan jaringan, dan regenerasi sel tubuh,” ujarnya (Kompas.com, 6/1/2025).
Protein ini tidak hanya mendukung otot, tetapi juga berperan penting untuk perkembangan otak dan organ tubuh lainnya.
-
Kaya Zat Gizi Mikro untuk Pertumbuhan Optimal
Susu pertumbuhan yang difortifikasi memiliki kandungan kalsium, zat besi, dan vitamin C yang membantu mencegah anemia serta menjaga kesehatan tulang.
Menurut Dr. Ray, hampir 40% anak SD di Jakarta kekurangan protein dan zat besi, meningkatkan risiko rendahnya kemampuan memori kerja sebanyak tiga kali lipat.
“Analisis dari penelitian FKI dan HCC di bulan oktober 2024 kemaren ini menemukan bahwa anak SD yang sudah kurang protein dan zat besi mereka 3 kali lebih berisiko untuk memiliki working memory score yang jelek,” ungkapnya.
Baca juga: 7 Makanan Ampuh untuk Turunkan Trigliserida dan Risiko Penyakit Jantung
-
Dukungan dalam Masa Pertumbuhan Puncak
Prof. Dr. Epi Taufik, Tim Pakar Badan Gizi Nasional, menyebutkan bahwa usia 9-13 tahun adalah masa puncak pertumbuhan manusia.
“Jangan lupa di umur 9 tahun sampai ke 13 tahun adalah puncaknya kecepatan manusia tumbuh. Dengan adanya susu dalam program Makan Bergizi Gratis, diharapkan dapat memenuhi gizi seimbang anak,” kata Epi dalam acara detikcom Leaders Forum bertajuk ‘Pentingnya Susu dalam Program Makan Bergizi Gratis untuk Tingkatkan Pemenuhan Nutrisi Menuju Generasi Emas 2045’ di Habitate Jakarta, dikutip, Jumat (27/12/2024).
Penyerapan protein dari susu lebih optimal dibandingkan sumber protein lain, menjadikannya pilihan unggul.
-
Manfaat Susu Fortifikasi untuk Anak Sekolah
Susu fortifikasi diperkaya dengan mikronutrien seperti vitamin D, vitamin C, dan zat besi. Dokter Spesialis Anak, dr. Ria Yoanita, Sp.A, menekankan pentingnya kandungan ini untuk mencegah defisiensi gizi dan mendukung pertumbuhan tulang serta gigi.
Berdasarkan data DIAAS (Digestible Indispensable Amino Acid Score), penyerapan protein dari susu lebih optimal dibandingkan sumber protein lainnya sehingga menjadikannya pilihan yang unggul untuk memenuhi kebutuhan protein harian.
Untuk anak-anak, susu fortifikasi memberikan manfaat tambahan dengan
menyediakan nutrisi esensial yang tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh seperti vitamin D, zat besi, dan beberapa mineral penting lainnya.
“Termasuk vitamin D, vitamin C, kalsium, dan zat besi, ini penting untuk didapatkan si kecil. Misalnya saat mengalami defisiensi mikronutrien dan pencegahan anemia tersebut. Hal ini dikarenakan susu merupakan media untuk penyerapan nutrisi terbaik.” ungkap Ria.
Baca juga: Tak Semua Dapat Susu: Fakta di Balik Program Makan Bergizi Gratis
-
Inspirasi dari Program Internasional
Negara seperti Amerika Serikat, Finlandia, dan India telah berhasil memasukkan susu dalam program makan bergizi gratis mereka.
Co-founder Indonesia Food Security Review (IFSR), I Dewa Made Agung Kertha Nugraha, menyebut program ini meningkatkan kualitas hidup anak.
“Jadi yang mau kita selesaikan dulu syaratnya, perutnya kenyang makan bergizi, baru nanti pendidikan bisa masuk, infrastruktur masuk dan seterusnya,” kata Dewa.
Menurut Dewa, menu akan disesuaikan dengan ketersediaan masing-masing atau local wisdom.
“Yang dikunci itu angka kecukupan gizinya. Ibu hamil butuh protein berapa, zat besi berapa, karbohidrat berapa dan lemak, serat berapa dan kebutuhan untuk anak, balita itu yang kita kunci. Tapi menu akan kembali ke masing-masing disesuaikan dengan kondisi ketersediaan bahan masing-masing daerah”, katanya.
-
Komitmen pada Keberlanjutan
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengingatkan bahwa pelaksanaan program MBG harus memperhatikan aspek lingkungan, khususnya pengelolaan sampah kemasan.
Sebagai solusi, pilot project di Yogyakarta telah menggunakan susu bubuk yang disajikan langsung di gelas atau tumbler, guna mengurangi sampah secara signifikan.
-
Anjuran Konsumsi Susu untuk Anak
Menurut para ahli, anak-anak membutuhkan susu sesuai dengan usia mereka:
- Usia 2-3 tahun: 480 ml atau 2 gelas per hari.
- Usia 4-8 tahun: 600 ml atau sekitar 2-3 gelas per hari.
- Usia 9 tahun ke atas: 720 ml atau sekitar 3 gelas per hari.
Susu UHT segar dengan tanggal kedaluwarsa yang jauh lebih aman untuk dikonsumsi. Selain itu, memilih susu yang tepat akan membantu mencegah risiko kontaminasi.
(Oda/Evly)