FYPMEDIA.ID – Bullying adalah jenis perilaku yang melibatkan penggunaan kata-kata atau gerak yang dimaksudkan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau meremehkan orang lain dengan cara yang kejam. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai situasi, seperti di tempat kerja, sekolah, bahkan di media sosial sekalipun online. Bullying bisa bersifat fisik, verbal, sosial, dan seringkali mengakibatkan kurangnya rasa saling menghormati antara korban dan pelaku.
Bullying adalah masalah serius yang dapat berdampak jangka panjang pada korban, pelaku, dan lingkungan sekitarnya. Meskipun telah banyak upaya untuk mengurangi dan mencegah bullying, masih banyak kasus yang terjadi di berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Korban bullying seringkali mengalami penurunan kepercayaan diri, trauma, gangguan kecemasan, dan berpikir tentang bunuh diri. Mereka juga dapat merasakan tekanan emosional, keputusasaan, serta memiliki karakteristik mental yang lebih tertutup dan penakut. Dampak paling serius dari bullying adalah depresi yang dapat menyebabkan tindakan bunuh diri. Berikut adalah lima dampak psikologis yang sering dihadapi korban bullying:
Trauma
Bullying dapat meninggalkan luka emosional yang mendalam, yang bisa terus menghantui korban dalam jangka waktu yang lama. Trauma ini dapat berupa ketakutan, perasaan terancam, atau flashback yang mengingatkan kembali pada kejadian bullying. Tidak semua individu yang mengalami bullying akan mengalami trauma, meskipun bullying dapat menyebabkan trauma.
Bagi sebagian orang, trauma ini dapat muncul dalam berbagai bentuk gangguan mental dan bertahan lama. Dampaknya termasuk perasaan tidak aman, kurangnya kepercayaan, dan perasaan tidak berdaya. Korban mungkin mengalami flashback yang memicu kecemasan dan stres, serta mengalami gangguan tidur, gangguan makan, dan kesulitan berkonsentrasi. Oleh karena itu, dukungan emosional dan bantuan profesional sangat penting untuk membantu pemulihan mereka.
Kehilangan Kepercayaan Diri
Korban bullying sering kali merasa rendah diri dan tidak berharga. Kritik dan hinaan yang berulang kali mereka terima bisa menghancurkan rasa percaya diri, membuat mereka merasa tidak mampu atau tidak layak. Bullying yang berlangsung terus-menerus dapat menurunkan kepercayaan diri korban, membuat mereka merasa malu dan enggan berinteraksi dengan orang lain. Korban mungkin menjadi kurang percaya diri, merasa minder, dan enggan mencoba aktivitas baru. Penurunan rasa percaya diri ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, seperti ketidakmampuan untuk mencoba hal-hal baru atau bertemu teman baru
Mengalami Gangguan Kecemasan
Salah satu dampak bullying adalah gangguan kecemasan, di mana korban merasa takut berlebihan, terutama saat berkumpul dengan orang lain. Bullying dapat memicu gangguan kecemasan, di mana korban merasa cemas secara berlebihan, terutama ketika harus berhadapan dengan situasi sosial atau orang-orang yang mengingatkan mereka pada pelaku bullying. Korban sering khawatir akan di-bully di depan umum dan merasa cemas bahkan saat melakukan aktivitas sehari-hari. Ketidakpastian tentang kapan dan di mana bullying akan terjadi membuat korban mengalami kecemasan yang mendalam. Gejala yang mungkin muncul meliputi menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan, gelisah, menghindari kontak mata, berbicara perlahan, tubuh gemetar, suara bergetar, dan menangis.
Depresi
Depresi adalah salah satu dampak paling serius dari bullying. Ketika seseorang menjadi korban bullying, mereka mungkin mengalami perasaan sedih yang berkepanjangan, bahkan tanpa alasan yang jelas. Ini bisa menyebabkan mereka kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati, seperti hobi, olahraga, atau interaksi sosial. Selain itu, korban sering merasa putus asa dan tidak memiliki harapan untuk masa depan.
Depresi yang diakibatkan oleh bullying tidak hanya mempengaruhi kondisi mental korban, tetapi juga dapat merusak hubungan pribadi, prestasi akademis, dan kinerja pekerjaan mereka. Dalam kasus yang parah, depresi ini bisa berujung pada keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan kepada korban bullying agar mereka dapat mengatasi trauma ini dan mendapatkan bantuan profesional yang diperlukan.
Pemikiran Bunuh Diri
Dalam kasus yang sangat parah, korban bullying mungkin mulai mempertimbangkan bunuh diri sebagai jalan keluar dari rasa sakit emosional yang mereka rasakan. Sering kali, korban bullying mengalami tekanan emosional yang berat, meningkatkan tingkat stres mereka. Faktor-faktor ini, bersama dengan perasaan sosial terisolasi dan rendah diri, dapat ikut berperan dalam timbulnya pikiran bunuh diri. Tindakan merendahkan, penghinaan, atau pelecehan, baik secara verbal maupun fisik, dapat merusak harga diri korban. Rasa putus asa yang mendalam dan perasaan kehilangan kendali yang muncul akibat bullying dapat menjadi pencetus pikiran bunuh diri.
Penanganan yang tepat dan dukungan dari lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membantu korban bullying mengatasi dampak-dampak ini dan memulihkan kesehatan mental mereka.