FYPMedia.ID – Burung dikenal sebagai makhluk yang damai karena biasanya dilihat dari jauh. Pada pagi hari pun kicauan burung bisa didengarkan dengan merdu. Namun, di balik keindahannya, ada burung-burung tertentu yang menyimpan potensi bahaya.
Tak semua burung memiliki karakter lembut dan menenangkan. Beberapa di antaranya memiliki kemampuan bertahan hidup yang mengesankan, bahkan bisa menjadi ancaman bagi manusia dan hewan lain.
Berikut 5 burung paling berbahaya di dunia:
Burung Kasuari
Baca juga: Mengenal Balut, Makanan Khas Filipina
Burung kasuari selatan, yang dikenal dengan nama ilmiah Casuarius casuarius, sering dianggap sebagai salah satu burung paling berbahaya di dunia. Dengan cakar yang tajam dan kuat, burung ini mampu memberikan luka serius baik kepada manusia maupun hewan lain.
Keunikan burung kasuari terletak pada beberapa ciri khasnya, seperti cakar yang panjangnya mencapai 10 cm pada setiap jari kaki tengahnya, yang menyerupai pedang tajam. Memiliki bulu hitam berkilau yang mencolok, kasuari termasuk dalam kelompok burung ratite yang tidak dapat terbang. Selain itu, burung ini memiliki tulang dada datar tanpa lunas, yang menjadi ciri khas pada banyak burung yang tidak dapat terbang.
Meskipun tampak tenang, kasuari bisa menjadi sangat agresif jika merasa terancam. Beberapa tanda-tanda yang menunjukkan burung ini akan menyerang termasuk menjulurkan leher panjangnya, menundukkan kepala, serta mengibaskan atau membentangkan bulunya. Kasuari juga mengeluarkan panggilan keras yang terdengar seperti deru dan dengusan.
Sebagai satwa endemik dari Papua dan Papua Nugini, kasuari menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungannya. Hilangnya habitat, perburuan telur, dan tabrakan dengan kendaraan menjadi faktor utama yang mengancam kelestariannya.
Burung Unta
Burung unta (Struthio camelus) bisa menjadi berbahaya jika merasa terpojok atau diprovokasi. Meskipun sering dianggap sebagai burung besar yang tidak berbahaya, unta memiliki kaki yang kuat dan mampu berlari dengan sangat cepat, menjadikannya mampu menendang dengan kekuatan yang luar biasa.
Tendangan dari burung unta bisa menyebabkan lawannya jatuh dan mengalami cedera serius. Selain tendangannya yang kuat, burung unta dapat berlari dengan kecepatan mencapai 72,5 km per jam, memungkinkan mereka untuk melarikan diri dengan cepat atau bahkan mengejar targetnya.
Kasus penyerangan oleh burung unta terhadap manusia pernah terjadi, seperti pada seorang penjaga kebun binatang di Rusia yang menjadi korban serangan burung ini.
Emu
Emu (Dromaius novaehollandiae) bisa dianggap berbahaya karena kekuatan kakinya yang dapat memberikan tendangan keras. Kemampuan burung ini untuk berlari dengan kecepatan hingga 50 km per jam menjadikannya sangat cepat dan sulit untuk didekati. Selain itu, emu juga memiliki cakar yang tajam dan kuat, yang dapat menyebabkan cedera serius pada hewan lain.
Meskipun serangan emu terhadap manusia jarang terjadi, serangan lebih sering terjadi di taman satwa liar. Di lingkungan ini, emu terkadang merasa terancam oleh kehadiran manusia atau pengunjung yang terlalu dekat dengan mereka.
Baca juga: Singapura Masih Mendominasi Paspor Terkuat Dunia 2025, Di Mana Posisi Indonesia?
Burung Hantu Bertanduk Besar
Burung hantu bertanduk besar (Bubo virginianus) dapat menjadi berbahaya jika merasa terancam, terutama saat melindungi wilayah, pasangannya, atau anak-anaknya. Meskipun kematian akibat serangan burung hantu ini sangat jarang, burung ini tetap dikenal sebagai predator yang tangguh, mampu mengalahkan mangsanya dengan kekuatan luar biasa.
Fakta menarik tentang burung hantu bertanduk besar adalah kemampuan berburu yang sangat efektif. Sebagai predator yang kuat, burung hantu ini dapat memenggal kepala mangsanya dan meremukkan tulangnya untuk memudahkan proses pembawaannya.
Memiliki mata besar dan retina kaya sel batang, burung hantu ini memiliki penglihatan malam yang sangat baik. Selain itu, pendengarannya yang tajam berkat bulu cakram wajahnya membuatnya semakin lihai dalam berburu, baik di siang maupun malam hari. Burung hantu ini juga dikenal dengan jumbai bulu di atas kepalanya yang disebut plumicorn. Habitatnya mencakup wilayah Amerika Utara dan beberapa bagian Amerika Selatan.
Lammergeier
Lammergeier, juga dikenal sebagai burung pemangsa tulang, memiliki kebiasaan unik dalam memakan bangkai, terutama tulang-tulang yang sulit dicerna oleh hewan lain. Burung ini dilengkapi dengan cakar tajam dan asam lambung yang sangat kuat, yang memungkinkannya untuk mencerna tulang dan mengambil nutrisi dari sumsumnya.
Keahliannya dalam mengolah makanan ini menjadikannya bagian penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan membersihkan sisa-sisa bangkai dari lingkungan.
Sayangnya, populasi burung ini mengalami penurunan yang signifikan akibat perburuan ilegal, hilangnya habitat alami, dan dampak perubahan iklim.