FYPMedia.ID – Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin populer, salah satunya adalah ChatGPT. Platform berbasis teks ini tidak hanya mempermudah komunikasi, tetapi juga mendukung berbagai aktivitas, mulai dari pendidikan hingga bisnis.
Kepopulerannya meningkat pesat seiring dengan meluasnya akses internet dan kebutuhan masyarakat akan teknologi yang mampu memberikan solusi cepat dan efisien.
Hanya dalam 5 hari, AI ini menarik lebih dari 1 juta pengguna. Kemudian, menurut data dari Semrush, pada November 2024, jumlah pengunjung ChatGPT tercatat mencapai 464 juta per bulannya.
Pada Desember 2024, ChatGPT mencapai lebih dari 300 juta pengguna aktif mingguan, meningkat dari 200 juta pada Agustus 2024. Pengguna kini mengirim lebih dari 1 miliar pesan per hari melalui platform ini.
Baca juga: Google Siapkan Gemini Live AI Revolusioner untuk Bilah Tugas Windows
Di Indonesia, popularitas ChatGPT juga meningkat pesat. Hingga Agustus 2024, ChatGPT dilaporkan memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif di seluruh dunia, dengan sekitar 1,6 juta pengguna berasal dari Indonesia.
Data Pengguna ChatGPT di Negara Asia
Selain Indonesia, menurut survei yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG), beberapa negara di Asia menunjukkan tingkat adopsi ChatGPT yang signifikan, beberapa di antaranya:
- India 45%
- Uni Emirat Arab: 34%
- Indonesia: 32%
- Filipina: 28%
- Korea Selatan: 26%
- Turki: 23%
- Jepang: 19%
- China: 18%
- Arab Saudi: 18%
- Thailand: 14%
Peningkatan jumlah pengguna ini mencerminkan tingginya minat dan adopsi teknologi AI di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, bisnis, hingga layanan publik.
Baca juga: Produk Inovatif di CES 2025, dari AI Hingga Alat-Alat Canggih
Dalam suveynya, BCG mengungkapkan bahwa masyarakat memanfaatkan AI untuk memenuhi kebutuhan yang belum sepenuhnya terlayani. Survei tersebut menunjukkan bahwa AI menawarkan tiga manfaat utama.
Pertama, AI memberikan kenyamanan yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan individu dengan mendukung aspek kesehatan, keuangan, dan pencapaian tujuan lainnya. Sebagai contoh, 32 persen responden survei menggunakan aplikasi kesehatan dan kebugaran berbasis AI.
Kedua, AI menyediakan personalisasi, membantu pengguna menemukan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pribadi mereka. Sebanyak 28 persen responden survei BCG menggunakan teknologi ini untuk mendapatkan rekomendasi produk seperti kosmetik dan fashion.
Ketiga, AI memberikan kemudahan dengan mengurangi hambatan dan usaha pengguna. Survei menunjukkan bahwa 28 persen responden memanfaatkan pencarian visual berbasis AI untuk menemukan produk yang serupa atau sesuai dengan barang yang diinginkan.