4 Fakta Penting di Balik Pemukulan Dokter Muda di Palembang yang Viral

Pemukulan
Sumber Foto: Canvacom

FYPMedia.IDKasus kekerasan yaitu pemukulan yang menimpa seorang dokter muda atau koas di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi sorotan publik. Kejadian ini diduga bermula dari konflik terkait pembagian jadwal jaga yang memanas hingga berujung pada penganiayaan. 

Berikut fakta-fakta penting dari kasus yang viral di media sosial ini.

Kronologi Kejadian: Konflik Jadwal Jaga Akhir Tahun

Kasus ini berawal dari ketidaksepakatan mengenai jadwal jaga yang melibatkan chief koas, Lutfi, seorang mahasiswa kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri). 

Dalam tangkapan layar WhatsApp yang beredar, korban disebut telah mengganti jadwal hingga tiga kali. 

Pada akhirnya, pertemuan dengan keluarga salah satu rekannya di sebuah tempat makan berujung pada tindakan kekerasan oleh sopir rekan Lutfi.

Video viral menunjukkan seorang pria berbaju merah memukuli Lutfi sembari terdengar teriakan, “Kalau ngomong baik-baik.” 

Korban yang merasa sudah berusaha berbicara baik-baik pun membalas, “Sudah baik-baik.” 

Insiden tersebut berhasil direkam oleh seorang rekan koas sebelum disuruh menghapus videonya. Beruntung, video tersebut sempat dikirimkan ke koas lainnya.

Baca juga: Viral! Dokter Koas di Palembang Dianiaya karena Jadwal Piket Nataru

Tanggapan Kemenkes dan FK Unsri

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akhirnya angkat bicara setelah mendapat desakan publik untuk menangani kasus ini. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyatakan, “Kami tentunya prihatin dengan kejadian tersebut dan serahkan penanganan lebih lanjut kepada kedua instansi tersebut,” merujuk pada Fakultas Kedokteran Unsri dan RSUD Siti Fatimah, ujarnya. Dilansir dari inews.id  pada Jumat (13/12/2024). 

Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes, Azhar Jaya, menambahkan,“Saya sudah pelajari. Ini yang mesti bergerak adalah FK (fakultas kedokteran). Dari pihak RS paling-paling mengembalikan koas tersebut ke FK-nya,” ujar Azhar ketika diwawancarai, Jumat (13/12/2024).

Dekan FK Unsri, dr. Syarif Husin, mengungkapkan, “Kami prihatin dengan insiden yang menimpa salah satu peserta didik kami yang sedang melakukan pembelajaran profesi di RS Siti Fatimah. Setelah mendapatkan laporan tersebut kami langsung melakukan rapat koordinasi dengan pihak kampus.”

Luka Fisik dan Trauma pada Korban

Akibat kejadian ini, Lutfi mengalami luka memar di bagian wajah dan matanya memerah. 

Korban langsung mendapatkan perawatan di RS Bhayangkara Palembang. Saat ini, kasus ini telah dilaporkan ke pihak berwajib dan tengah dalam proses hukum di Polda Sumatera Selatan.

Baca juga: Bobby Kertanegara: Kucing Presiden Prabowo yang Jadi Top Trending Google 2024

Reaksi Netizen dan Dokter Senior

Reaksi keras muncul dari warganet yang mengecam kejadian tersebut. Akun Instagram dan X ramai mengunggah komentar yang meminta pelaku dan pihak terkait bertanggung jawab. 

Salah seorang dokter spesialis, dr. Adi Kurniawan, turut menyuarakan kekesalannya melalui postingan instastorynya.

“Chief koass (ketua koas) dipukuli oleh tukang pukul pejabat, karena anaknya pejabat ini gak mau jaga weekend. Biasanya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin paling suka nih (menanggapi kasus seperti ini),” kata dr Adi, dikutip dari Instastory @dr.adikurniawan.spdd, Jumat (13/12/2024). 

Pernyataan serupa juga datang dari dokter muda lainnya, Ayman Alatas, yang menyatakan melalui X.

“Ya Allah, itu koas dipukuli cuma gara-gara masalah jadwal jaga. Harusnya paham risiko kalau lagi pendidikan dokter, pasti ada kalanya masuk di tanggal merah.” ungkapnya di X. Cuitannya sudah menyedot atensi 3,8 ribu netizen. 

Publik berharap pihak Fakultas Kedokteran, RSUD Siti Fatimah, dan Kemenkes serius menangani kasus ini. 

Tidak hanya untuk memberikan keadilan kepada Lutfi, tetapi juga memastikan insiden serupa tidak terjadi di masa mendatang. 

Netizen bahkan berkomitmen untuk terus mengawal perkembangan kasus ini.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga profesionalisme dan etika dalam dunia pendidikan dan kerja. Semoga keadilan dapat ditegakkan bagi semua pihak yang terlibat.

(Oda/Mly)