FYP Media.ID – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, latihan ini lebih menitikberatkan kepada penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan atau Humanitarian Asisstance/Disaster Relief (HA/DR), serta ancaman bersama aspek maritim atau yang bersifat nonwar-fighting, yang merupakan aktualisasi tugas pokok TNI AL di bidang Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
TNI AL sebagai tuan rumah mengerahkan 19 KRI yang akan bersatu dalam latihan untuk saling berdiskusi hingga bekerja sama dalam bidang penanggulangan bencana yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Selain itu, ada 7 helikopter dan 3 MPA (Maritime Patrol Aircraft) juga dilibatkan dalam latihan bersama yang mengambil tema “Maritime Partnership For Peace and Stability”.
Baca Juga: Wisatawan Tanpa Baju berkelahi dengan Keamanan: Perkelahian Brutal di Bali yang Menggemparkan
TNI AL juga akan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mewarnai gelaran 5th MNEK 2025 diantaranya Engineering Civic Action Program (ENCAP) yaitu program kemanusiaan dengan membangun fasilitas umum seperti jalan dan tempat ibadah di desa Antiga Kelod, Kabupaten Karangasem, Bali.
Tak hanya itu, 5th MNEK juga menggelar program pelestarian lingkungan dan pencegahan abrasi pantai berupa penanaman pohon mangrove di Kawasan Taman Hutan Raya I Gusti Ngurah Rai, pelepasan Tukik Penyu ke alam liar bertempat di Pantai Peninsula, Nusa Dua, Bali, serta bersih pantai di Pantai Mertasari Sanur.
Laksamana Ali menegaskan urgensi dari acara ini adalah untuk meningkatkan kerja sama, bilateral regional dan multilateral pada seluruh negara untuk bergabung dalam menghadapi bencana alam, mitigasi terhadap bencana dan membantu negara-negara yang kesulitan serta masalah kemanusiaan lainnya.
“Latihan multilateral ini dirancang untuk bagaimana menghadapi apabila ada tanda-tanda bencana alam, mereka disiapkan dan langsung membuat gugus tugas untuk menolong negara yang kesulitan,” kata Ali.
Setelah memimpin pembukaan 5th MNEK 2025, Laksamana Ali bersama puluhan delegasi negara peserta memimpin International Fleet Review dengan meninjau formasi kapal perang menggunakan KRI Dr. Radjiman Wedyodiningrat yang menginspeksi Selat Benoa.
Baca Juga: Bali Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai, Aktivis Minta Tolok Ukur yang Jelas
Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2025 di Bali melibatkan 38 negara peserta, dengan 19 kapal perang asing dan 17 KRI dari TNI Angkatan Laut. Berikut adalah beberapa negara yang berpartisipasi beserta kapal perangnya:
- Indonesia: KRI Dewaruci, KRI Diponegoro, KRI I Gusti Ngurah Rai, KRI Raden Eddy Martadinata, KRI Bung Tomo, KRI Sultan Iskandar Muda, KRI Tombak, KRI Panah, KRI Kapak, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat, KRI Bung Karno, KRI Bawal, KRI Marlin, KRI dr. Soeharso, KRI dr. Wahidin Sudiro Husodo.
- India: INS Shardul dan pesawat patroli maritim P-8 Poseidon.
- Rusia: Korvet kelas Steregushchiy RFS Aldar Tsydenzhapov dan RFS Rezkiy, serta kapal tanker Pachenga.
- Amerika Serikat: USS Dewey.
- Prancis: FNS Vendemiaire.
- Australia: HMAS Hobart.
- Inggris: HMS Spey.
- Pakistan: PNS Aslat.
- Jepang: JS Asahi.
- Singapura: RSS Valour dan RSS Fortitude.
- Filipina: BRP Ramon Alcaraz.
- Vietnam: VPNS HQ-09.
- Italia: ITS Antonio Marceglia.
- Thailand: HTMS Pattani.
- Malaysia: KD Kelantan dan KD Selangor.
- Korea Selatan: ROKS No Jeok Bong.
Selain latihan maritim, MNEK 2025 juga menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti parade budaya di Denpasar yang melibatkan sekitar 10 negara peserta, termasuk Australia, Malaysia, India, Thailand, Jepang, Prancis, dan Rusia.