3 Metode Pembelajaran Coding Efektif di Sekolah: Pemerintah Pertimbangkan Mulai Kelas 4 SD

pembelajaran coding
Sumber Foto: Canvacom

FYPMedia.id – Pemerintah Indonesia tengah mengkaji penerapan pembelajaran coding sebagai mata pelajaran pilihan di tingkat sekolah dasar (SD) dan menengah pertama (SMP). Rencana ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada keterampilan teknologi yang semakin penting di dunia digital. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa pelajaran coding akan dimulai pada kelas 4 SD. 

“Kami sampaikan terkait beberapa yang menjadi kebijakan kami untuk pembelajaran coding sebagai kurikulum mata pelajaran pilihan sekolah. Dimulai dari sekolah dasar mungkin nanti akan kita kaji mulai dari kelas 4 atau seterusnya,” kata Abdul Mu’ti, Selasa.

Hal ini disampaikan setelah rapat dengan Presiden Prabowo Subianto pada 26 November 2024 di Istana Merdeka, Jakarta.

Rencana Penerapan Coding sebagai Mata Pelajaran Pilihan

Pemerintah mengusulkan agar coding menjadi mata pelajaran pilihan di sekolah, mulai dari kelas 4 SD. Mu’ti menegaskan bahwa meskipun tidak menjadi mata pelajaran utama, coding akan memberikan siswa pemahaman dasar mengenai teknologi dan logika pemrograman. 

“Pelajaran coding bisa kita selenggarakan sebagai materi pelajaran pilihan, dan Pak Presiden sangat mendukung adanya mata pelajaran coding ini,” ungkapnya.

Baca juga: Mendikdasmen Sebut Coding dan AI Akan Ada dalam Kurikulum Baru

Mu’ti juga menjelaskan bahwa sejauh ini pihaknya belum menjadikan mata pelajaran coding sebagai mata pelajaran prioritas. Meskipun demikian, coding mulai diperkenalkan karena banyak sekolah yang sudah mengajarkan ilmu tersebut.

 Ia juga mengungkapkan bahwa setelah melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di Medan dan Jakarta, ia menemukan tiga variasi dalam pembelajaran coding.

Pertama, coding yang dilakukan secara online dengan mengandalkan internet. Kedua, coding tanpa internet atau yang dikenal dengan istilah “unplugged,” tapi menggunakan paket khusus. Ketiga, coding unplugged tanpa menggunakan paket khusus, melainkan dengan alat-alat permanen yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Dalam prakteknya, coding akan dibagi menjadi tiga variasi metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, yaitu:

  • Pertama, ada coding online yang menggunakan internet, yang umumnya diajarkan dalam mata pelajaran teknik informatika. 
  • Kedua, terdapat coding unplugged, yang dapat dilakukan tanpa internet, menggunakan perangkat fisik atau alat permainan yang dapat dikembangkan sendiri oleh siswa. 
  • Variasi ketiga adalah coding unplugged yang juga tanpa internet, namun menggunakan paket perangkat khusus.

Pembelajaran Coding Tanpa Internet: Solusi untuk Daerah Terpencil

Salah satu hal menarik yang diungkapkan oleh Mu’ti adalah opsi coding unplugged yang tidak membutuhkan koneksi internet. Ini membuka kesempatan bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil untuk tetap mengakses pembelajaran coding tanpa terbatas oleh infrastruktur internet.

 Sebagai contoh, di Palu, Sulawesi Tengah, Yayasan Sukma sudah menerapkan pembelajaran coding dengan menggunakan metode unplugged, di mana siswa belajar coding menggunakan alat-alat fisik seperti kartu atau permainan papan.

“Coding unplugged ini sangat cocok di daerah yang tidak memiliki akses internet. Kami dapat mengajarkan dasar-dasar coding dengan cara yang praktis dan menyenangkan,” jelas Mu’ti. 

Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk memahami konsep dasar pemrograman, seperti urutan logis, pengulangan, dan pemecahan masalah.

Baca juga: Metode Pembelajaran Jigsaw: 10 Manfaat dan Langkah Penerapannya untuk Keterampilan Siswa

Integrasi Coding ke Kurikulum Sekolah: Tidak Menambah Jam Pelajaran

Untuk menghindari penambahan beban jam pelajaran, Mu’ti menjelaskan bahwa coding bisa dimasukkan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, seperti teknik informatika atau keterampilan. 

Dengan cara ini, sekolah tidak perlu menambah guru baru, melainkan hanya melatih guru yang sudah ada untuk mengajarkan coding. Ini juga memungkinkan integrasi yang lebih mudah dalam kurikulum yang ada tanpa menambah beban bagi siswa.

Presiden Prabowo Subianto memberikan dukungan penuh terhadap rencana ini, dengan harapan coding dapat diimplementasikan di seluruh sekolah di Indonesia, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil. 

“Pendidikan teknologi harus merata dan dapat diakses oleh semua anak, tidak hanya di kota besar,” ujar Mu’ti.

Pemerintah berharap penerapan mata pelajaran coding dapat menumbuhkan minat dan keterampilan siswa dalam teknologi sejak dini, membekali mereka dengan keterampilan abad 21 yang sangat diperlukan di dunia yang semakin terhubung secara digital.

Dengan pembelajaran yang terstruktur dan berbasis teknologi, coding diharapkan dapat menjadi jembatan bagi generasi muda Indonesia untuk siap menghadapi era digital yang penuh tantangan.