FYP Media.id – Pada Senin, 5 Mei 2025 – Setelah lebih dari empat tahun tanpa kemenangan atas Liverpool, Chelsea berhasil menuntaskan dendam lama mereka dengan kemenangan meyakinkan 3-1 di Stamford Bridge pada Minggu (4/5/2025), dalam lanjutan pekan ke-35 Liga Inggris musim 2024/2025.
Kemenangan ini bukan hanya tiga poin penting bagi upaya Chelsea dalam perebutan tiket Liga Champions, tapi juga menjadi simbol kebangkitan mereka dari bayang-bayang dominasi Liverpool. Dalam 10 pertemuan terakhir sebelumnya, Chelsea selalu gagal meraih kemenangan atas The Reds. Terakhir kali Chelsea menundukkan Liverpool terjadi pada Maret 2021—empat tahun lalu—saat mereka menang tipis 1-0 di Anfield.
Namun, malam itu, segalanya berbeda.
Baca juga: Mohamed Salah Resmi Perpanjang Kontrak, Tetap Bersama Liverpool Hingga 2027
Meskipun Liverpool datang ke Stamford Bridge sebagai juara Premier League yang baru saja dinobatkan—mereka mengunci gelar ke-20 setelah menghajar Tottenham 5-1 pekan sebelumnya—Chelsea tidak menunjukkan rasa gentar. Bahkan, sebagai bentuk sportivitas, mereka memberikan guard of honour untuk menghormati status juara Liverpool sebelum laga dimulai. Namun setelah peluit kick-off dibunyikan, Chelsea menunjukkan bahwa malam itu adalah milik mereka.
Tak butuh waktu lama bagi Chelsea untuk menggebrak. Baru tiga menit laga berjalan, Enzo Fernandez membuka skor lewat penyelesaian cerdas setelah menerima umpan akurat dari Pedro Neto. Gol cepat ini langsung membakar semangat pemain tuan rumah dan membuat atmosfer Stamford Bridge bergemuruh. Sementara itu, Liverpool tampak belum sepenuhnya fokus, seolah masih dalam euforia perayaan juara.
Meski Liverpool mendominasi penguasaan bola, justru Chelsea yang tampil lebih berbahaya lewat serangan balik cepat dan efisien. Beberapa peluang emas diciptakan oleh Noni Madueke dan Conor Gallagher, sementara Liverpool mencoba membalas lewat pergerakan Harvey Elliott dan Mohamed Salah, yang sayangnya belum membuahkan hasil karena penyelamatan apik kiper Chelsea, Robert Sanchez.
Babak pertama berakhir dengan skor 1-0 untuk Chelsea. Namun, drama sebenarnya terjadi di babak kedua.
Pada menit ke-56, tekanan dari tuan rumah membuat lini belakang Liverpool panik. Kesalahan komunikasi berujung pada gol bunuh diri dari bek muda Jarell Quansah yang berusaha menghalau bola namun justru memasukkannya ke gawang sendiri. Stamford Bridge kembali bergemuruh, sementara wajah para pemain Liverpool tampak penuh kebingungan.
Liverpool sempat memperkecil ketertinggalan lewat sundulan Virgil van Dijk di menit ke-72, yang menyambut umpan tendangan sudut dengan sempurna. Skor berubah menjadi 2-1 dan sempat memberi harapan pada tim tamu untuk bangkit.
Namun, semua harapan itu pupus di masa injury time.
Saat pertandingan hampir usai, Chelsea mendapatkan hadiah penalti setelah Cole Palmer dijatuhkan di kotak terlarang. Palmer sendiri yang mengambil eksekusi, dan dengan tenang ia mengirim bola ke sudut gawang, membuat skor menjadi 3-1 dan memastikan kemenangan gemilang The Blues.
Kekalahan ini memang tak mengubah posisi Liverpool sebagai juara, namun menjadi catatan pahit yang mengiringi perayaan mereka. Ironisnya, tim yang baru saja mengangkat trofi Premier League justru dibuat tak berdaya oleh lawan yang sedang berjuang menembus empat besar.
Sementara itu, kemenangan ini membawa Chelsea kembali bersaing ketat di papan atas. Mereka kini menyamai poin Newcastle di peringkat keempat dan kelima, membuka kembali peluang untuk lolos ke Liga Champions musim depan. Bagi para pendukung Chelsea, kemenangan ini tidak hanya soal poin, tapi soal harga diri dan momentum.
Pelatih Chelsea pun patut mendapat pujian atas keberanian dan strategi yang diterapkannya. Alih-alih bermain bertahan melawan juara liga, ia memilih tampil menyerang dan menekan sejak awal. Pemain muda seperti Madueke, Palmer, dan Neto menunjukkan permainan penuh semangat dan tanpa rasa takut, seolah ingin membuktikan bahwa mereka pantas bermain di panggung besar Eropa musim depan.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Transfer Trent Alexander-Arnold ke Real Madrid Akan Mengubah Dinamika Sepak Bola
Sementara itu, pelatih Liverpool, Arne Slot, dalam konferensi pers pasca-pertandingan mengakui timnya kehilangan fokus. “Kami sudah juara, tapi sepak bola tidak berhenti sampai musim benar-benar selesai. Kami harus belajar dari pertandingan ini,” ujarnya.
Dengan dua laga tersisa di musim ini, Chelsea punya peluang untuk menentukan nasib mereka sendiri. Kemenangan besar atas tim sekelas Liverpool tentu menjadi dorongan moral yang sangat dibutuhkan di saat krusial seperti ini.
Lebih dari sekadar skor, kemenangan 3-1 ini adalah pengingat bahwa dalam sepak bola, dominasi bisa berakhir kapan saja—dan kutukan bisa dipatahkan, asal ada semangat juang dan kepercayaan diri. Chelsea telah membuktikannya malam itu di Stamford Bridge.