Banjir Terjang Mataram, 30 Ribu Lebih Warga NTB Terdampak

banjir

FYPmedia.id – Hujan deras yang mengguyur Kota Mataram dan sekitarnya sejak beberapa hari terakhir menyebabkan banjir meluas di berbagai titik. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat, sebanyak 7.676 kepala keluarga atau sekitar 30.681 jiwa terdampak bencana ini.

Kepala BPBD NTB, Ahmadi, menyampaikan bahwa terdapat enam kecamatan di Kota Mataram yang terendam banjir. Wilayah tersebut meliputi Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan.

Sebaran Banjir Meluas, Warga Butuh Bantuan Cepat

Wilayah yang paling terdampak dilaporkan mengalami genangan air setinggi 30 hingga 100 cm, membuat sebagian warga terpaksa mengungsi. Selain rumah penduduk, banjir juga mengganggu aktivitas ekonomi, sekolah, dan akses transportasi lokal.

“Jumlah warga terdampak terus kami update seiring pendataan di lapangan. Saat ini tim kami masih mengevakuasi warga yang tinggal di titik rawan,” kata Ahmadi dalam keterangan resminya.

Penyebab Banjir dan Respons Pemerintah

Banjir ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan Mataram sejak akhir pekan lalu. Debit air sungai meningkat drastis, dan sistem drainase yang tidak optimal membuat air meluap ke permukiman warga.

Pemerintah Provinsi NTB bersama BPBD, TNI, Polri, dan relawan telah bergerak cepat melakukan evakuasi, pendataan, dan penyaluran bantuan darurat, seperti makanan, air bersih, selimut, serta obat-obatan.

Warga Diminta Tetap Waspada

BPBD NTB juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. Cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Warga yang tinggal di sekitar sungai dan dataran rendah diminta untuk segera melapor jika terjadi kenaikan air yang signifikan.

Selain itu, warga juga diajak menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air, agar tidak terjadi penyumbatan yang memperparah banjir.

Bencana banjir yang terjadi di Kota Mataram menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi musim hujan dan cuaca ekstrem. Dengan 30 ribu lebih jiwa terdampak, peran semua pihak—baik pemerintah, relawan, maupun masyarakat—sangat dibutuhkan dalam proses penanganan dan pemulihan pasca-bencana. (ryd)