1 Paus, 1 Bintang Sepak Bola, dan Ribuan Doa dari Seluruh Dunia

1 Paus, 1 Bintang Sepak Bola, dan Ribuan Doa dari Seluruh Dunia

FYP Media.id – Pada Selasa, 22 April 2025  – Dunia berduka atas kepergian salah satu tokoh penting dalam sejarah modern agama Katolik—Paus Fransiskus. Tak hanya para pemeluk agama Katolik yang merasa kehilangan, tapi juga tokoh-tokoh dari berbagai kalangan, termasuk bintang sepak bola dunia asal Argentina, Lionel Messi. Sosok pemimpin Vatikan ini bukan sekadar pemuka agama, tapi juga pribadi yang hangat, bersahaja, dan punya kedekatan emosional dengan dunia sepak bola—hal yang membuatnya begitu istimewa, terlebih bagi Messi.

Kabar duka itu datang dari Roma pada Senin (21/4), saat Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan karena pneumonia. Kepergian ini menjadi penanda berakhirnya masa kepemimpinan Paus Fransiskus dan memulai masa berkabung, baik secara spiritual maupun simbolik.

Baca juga: Paus Fransiskus Wafat di Usia 88 Tahun, Seruan Terakhirnya: Gencatan Senjata untuk Gaza

Messi, kapten tim nasional Argentina, menyampaikan rasa kehilangan yang begitu mendalam lewat sebuah unggahan di Instagram. Ia menyebut Paus Fransiskus sebagai “Paus yang berbeda”—bukan hanya karena kedekatannya dengan rakyat, tapi juga karena latar belakangnya sebagai warga Argentina yang memahami denyut kehidupan rakyat biasa, termasuk kecintaannya terhadap sepak bola.

“Paus yang berbeda, dekat, orang Argentina. Beristirahatlah dengan tenang, Paus Fransiskus. Terima kasih telah menjadikan dunia tempat yang lebih baik. Kami akan merindukanmu,” tulis Messi dalam unggahannya, yang langsung disambut ribuan komentar penuh duka dan doa dari warganet.

Sebagai seorang pencinta sepak bola sejati, Paus Fransiskus kerap menunjukkan ketertarikannya terhadap dunia si kulit bundar. Beliau adalah penggemar dan anggota resmi klub sepak bola San Lorenzo de Almagro, sebuah tim asal Argentina yang menjadi bagian dari kisah masa kecilnya. Bahkan dalam berbagai kesempatan, Paus tak segan mengundang pesepak bola profesional ke Vatikan, termasuk Messi dan timnas Argentina yang pernah berkunjung pada 2013.

Pada tahun berikutnya, setelah Argentina keluar sebagai runner-up di Piala Dunia 2014, Vatikan menerima hadiah jersey tim nasional sebagai bentuk penghormatan kepada sang Paus. Klub favoritnya, San Lorenzo, juga sempat membawa trofi Copa Libertadores ke Vatikan—sebuah penghormatan besar dari dunia sepak bola untuk seorang pemimpin agama.

Paus Fransiskus bukan tipe pemimpin yang menjaga jarak dari rakyatnya. Ia memilih untuk tinggal di Casa Santa Marta, bukan di Apartemen Kepausan Istana Apostolik yang mewah. Kesederhanaan itu menjadi cermin dari cara hidupnya. Bahkan ketika wafat, Paus sudah meninggalkan pesan agar pemakamannya dilakukan dengan sederhana. Tidak ada prosesi megah, hanya sebuah peti kayu sederhana dan pemakaman yang tenang di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di dalam Vatikan seperti para pendahulunya.

Sehari sebelum menghembuskan napas terakhir, Paus Fransiskus masih sempat muncul di hadapan publik untuk mengikuti misa Paskah—tanda betapa kuatnya dedikasi beliau hingga akhir hayat. Meski tubuhnya melemah karena sakit, semangatnya untuk tetap bersama umat tak pernah luntur.

Pascawafatnya, Vatikan langsung melakukan prosesi penyegelan rumah tinggal Paus sebagai bagian dari tradisi masa berkabung. Dalam video yang dirilis, tampak pejabat Vatikan, Kardinal Kevin Joseph Farrell, menyaksikan proses penyegelan kediaman Paus dengan pita merah dan segel lilin—simbol bahwa masa kepemimpinan Fransiskus secara resmi telah berakhir.

Kisah hidup dan warisan moral Paus Fransiskus akan terus dikenang, bukan hanya oleh umat Katolik, tapi juga oleh dunia secara luas. Sosoknya yang ramah, rendah hati, dan penuh empati telah menyentuh banyak hati, termasuk dari mereka yang tidak seagama. Dari kalangan bawah hingga pesepak bola legendaris seperti Lionel Messi, semuanya merasa kehilangan figur yang membawa kehangatan dan kedekatan manusiawi ke dalam institusi yang seringkali dipandang terlalu formal.

Dalam dunia yang kerap kali keras dan penuh konflik, kehadiran Paus Fransiskus ibarat oase yang menawarkan kedamaian. Ia berbicara dengan hati, hidup dalam kesederhanaan, dan selalu berpihak pada kaum kecil. Tak heran, Messi pun merasa bahwa dunia telah kehilangan sosok yang tidak hanya menginspirasi lewat ajarannya, tapi juga lewat tindakannya.

Baca juga: 5 Pekan Dirawat, Paus Fransiskus Kembali Serukan Israel Hentikan Serangan ke Gaza

Kini, dunia melanjutkan langkahnya tanpa Paus Fransiskus, namun nilai-nilai yang ia wariskan—kesederhanaan, cinta terhadap sesama, dan semangat menjembatani perbedaan—akan terus hidup, mengalir dari Vatikan hingga ke stadion-stadion sepak bola, dari gereja-gereja hingga ke hati para fans sepak bola seperti Lionel Messi.